Rupiah Semakin Perkasa ke Level Rp16.327 per USD

Ilustrasi rupiah. Metrototvnews.com/Eko Nordiansyah

Rupiah Semakin Perkasa ke Level Rp16.327 per USD

Eko Nordiansyah • 22 May 2025 16:33

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan. Rupiah melanjutkan tren positif sejak pembukaan pagi tadi.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 22 Mei 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.327,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 71 poin atau setara 0,43 persen dari posisi Rp16.398,5 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.325 per USD. Rupiah naik 65 poin atau setara 0,40 persen dari Rp16.390 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.313 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.413 per USD.
 

Baca juga: 

Harga Emas Mulai Tertekan Ketidakpastian Global



(Ilustrasi rupiah. Foto: Dok MI)

Beban APBN makin berat hingga BI pangkas suku bunga

Dari dalam negeri, Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memandang pergerakan rupiah dipengaruhi oleh sentimen Kementerian Keuangan yang menyoroti risiko dari sejumlah program prioritas pemerintahan Prabowo Subianto pada 2026 yang berpotensi menambah beban APBN jika tidak dilaksanakan secara optimal.

Hal tersebut tercantum dalam dokumen Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 yang menjadi acuan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun depan.

Pemerintah telah mencanangkan berbagai program prioritas dalam jangka menengah yang bertujuan untuk penguatan kemandirian ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Namun, dokumen itu menunjukkan juga pengakuan pemerintah berbagai program prioritas memiliki risiko terhadap APBN, di antaranya potensi terhadap adanya potensi berkurangnya penerimaan negara atau tambahan beban bagi APBN," papar dia.

Di sisi lain, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis point ke level 5,50 persen. BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility menjadi 4,75 persen dan suku bunga Lending Facility tetap 6,25 persen.

Keputusan penurunan suku bunga ini konsisten dengan perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang rendah, serta tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen. Keputusan itu merupakan upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya, serta untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)