BI Rate Sudah Turun, Bagaimana Dampaknya ke Suku Bunga Kredit di Bank?

Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya. Metrotvnews.com/Eko Nordiansyah

BI Rate Sudah Turun, Bagaimana Dampaknya ke Suku Bunga Kredit di Bank?

Eko Nordiansyah • 24 October 2025 14:17

Bukittinggi: Bank Indonesia (BI) menyampaikan transmisi penurunan suku bunga acuan BI rate terhadap suku bunga kredit di bank. Meski BI rate sudah turun hingga 150 basis poin mencapai level 4,75 persen, namun dampaknya ke bunga perbankan masih minim.

BI mencatat suku bunga deposito satu bulan tercatat baru turun sebesar 29 bps. Sementara suku bunga kredit turun lebih lambat, yakni sebesar 15 bps sejak awal tahun.

"Namun, transmisi penurunan suku bunga ke kredit perbankan memang relatif lebih lambat dibanding respons di pasar uang dan pasar keuangan," ujar Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya di Bukittinggi, Jumat, 24 Oktober 2025.

Meski begitu, Juli menyebut, suku bunga di pasar uang saat ini sudah mengalami penurunan. Suku bunga antarbank overnight turun sekitar 204 basis poin, di level 3,99 persen. Untuk suku bunga SRBI tenor 6, 9, dan 12 bulan juga turun signifikan.

"Masing-masing turun sekitar 250 basis poin dibanding awal tahun. Posisi suku bunga SRBI pada 17 Oktober tercatat di 4,65 persen untuk tenor 6 bulan, 4,67 persen untuk 9 bulan, dan 4,7 persen untuk tenor 12 bulan," ungkap dia.



(Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com)

Suntikan likuiditas BI

Selain menurunkan suku bunga acuan, BI juga melakukan ekspansi likuiditas. Bank sentral, lanjut dia, saat ini mengurangi porsi Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) agar uang yang beredar di pasar bisa masuk ke sistem keuangan.

"Jika dilihat dari posisi SRBI, sebagai instrumen moneter kontraksi, nilainya menurun dari Rp916 triliun menjadi Rp707 triliun pada 2025. Artinya, terdapat tambahan likuiditas sekitar Rp210 triliun yang masuk ke sistem keuangan," kata dia.

Tambahan likuiditas juga berasal dari pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder oleh BI, termasuk program debt sharing bersama pemerintah, dengan total Rp199,45 triliun. Selain itu, ada tambahan likuiditas melalui kebijakan makroprudensial Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) mencapai Rp393 triliun.

"Secara total, injeksi likuiditas yang dilakukan Bank Indonesia ke sistem perbankan mencapai lebih dari Rp800 triliun," ujar Juli.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)