Koperasi Desa Jadi Garda Depan Transisi Energi Bersih

Direktur Eksekutif Rumah Energi, Sumanda Tondang, Foto: dok Rumah Energi.

Koperasi Desa Jadi Garda Depan Transisi Energi Bersih

Ade Hapsari Lestarini • 28 September 2025 14:53

Jakarta: Rumah Energi mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 100 gigawatt yang tengah didorong pemerintah melalui Proyek Strategis Nasional (PSN).

 
Sejalan dengan itu, Rumah Energi bersama para pemangku kepentingan lintas sektor menyelenggarakan Diskusi Publik bertajuk "Pendekatan Koperasi Hijau dan Peluang Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dalam Proyek Strategis Nasional 100 GW PLTS".
 
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Forum ini bertujuan memperkuat peran koperasi desa dalam transisi energi berkeadilan sekaligus mendukung komitmen Indonesia mencapai Net Zero Emission pada 2060.
 
Pembangunan dan pemerataan akses energi bersih kini diarahkan untuk dimulai dari desa. Kesempatan ini tentu perlu dipersiapkan oleh masyarakat desa bersama Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang jumlahnya telah mencapai lebih dari 80 ribu unit di seluruh pelosok pedesaan.
 
Diskusi publik ini menjadi ruang bersama bagi para pemangku kepentingan untuk memetakan peluang, strategi, dan pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat, sekaligus memperkuat peran koperasi sebagai aktor penting dalam mendukung transisi energi berkelanjutan.
 
"Target pemerintah 100 gigawatt energi terbarukan, dengan kontribusi 80 persen melalui Koperasi Desa Merah Putih menjadi upaya yang sejalan dengan target ketahanan pangan. Melalui diskusi publik ini, kami ingin mengajak semua pemangku kepentingan untuk memberikan gagasan dan konsep bagaimana sektor energi di pedesaan dapat terlaksana melalui PLTS, dan tentunya menciptakan langkah konkret sehingga koperasi menjadi agen perubahan yang nyata. Dengan begitu, masyarakat memiliki daya dalam mengupayakan kemandirian energi bersih serta mendorong terciptanya Indonesia berdaya," ujar Direktur Eksekutif Rumah Energi, Sumanda Tondang, dalam keterangan tertulis, Minggu, 28 September 2025.
 

Indonesia perlu peta jalan skema pengembangan bisnis baru sektor energi

 
Ia menambahkan, skema pengembangan serta model bisnis baru bagi koperasi di sektor energi perlu dipetakan dan disusun secara sistematis agar pengelolaannya mampu mendorong terciptanya ekosistem ekonomi, sosial, dan lingkungan di perdesaan, serta memperluas distribusi listrik bagi masyarakat desa terpencil yang masih minim akses kelistrikan.
 
Selain itu, pelibatan generasi muda menjadi perhatian penting agar terjadi regenerasi dan pembaruan dalam lembaga koperasi. Keterlibatan ini juga dapat mendorong terciptanya peluang kerja ramah lingkungan (green jobs) yang melahirkan inovasi serta teknologi pengembangan terkini dan relevan.

 
Dengan demikian, regenerasi kepengurusan koperasi dapat berjalan seiring dengan tumbuhnya ekosistem energi bersih di pedesaan Peran penting koperasi sebagai penggerak energi bersih KDMP berpotensi memperkuat basis ekonomi rakyat sekaligus memberikan jawaban konkret atas tantangan krisis iklim.
 
Kekuatan sosial koperasi sebagai modal utama. Dengan dukungan regulasi yang tepat, koperasi dapat menjadi motor penggerak energi bersih di desa-desa. Elviandi menyatakan PLTS dapat menjadi sumber pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat sekaligus pendapatan koperasi melalui penjualan energi yang terjangkau.
 
Dampak dari adanya PLTS yang dikelola oleh koperasi akan berdampak ekonomi dan sosial yang besar, seperti memperluas akses listrik yang andal sehingga mendukung aktivitas produktif, mendukung rantai pasok energi terbarukan, mempercepat transisi energi sekaligus menurunkan emisi gas rumah kaca, menjadi katalis pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan tangguh iklim, menciptakan lapangan kerja baru di bidang energi terbarukan, dan yang terpenting memberantas kemiskinan energi.
 

Piloting project jadi lokomotif mereplikasi proyek energi

 
Kepala Balai Besar Survei dan Penguatan Ketenagalistrikan EBTKE Kementerian ESDM Harris menguatkan pernyataan tersebut, dengan ajakan untuk membangun piloting project bersama dapat menjadi lokomotif untuk mereplikasi proyek energi atau PLTS.

Faktanya ada banyak desa yang sudah ada koperasinya, namun belum ada listriknya. Sehingga potensi koperasi bisa membentuk atau mengelola penyediaan listrik PLTS sangat berpotensi.
 
"Koperasi energi melalui PLTS akan mendukung kegiatan produktif, seperti desa nelayan yang
ada tantangan terhadap cold storage, bisa dikolaborasikan dengan PLTS. Membangun pompa yang bisa digerakan oleh tenaga matahari untuk pertanian bisa dikelola oleh koperasi,” ujar dia.
 
Melalui diskusi publik ini, tersusun sejumlah rekomendasi strategis dan model bisnis koperasi energi bagi pemerintah, khususnya Kementerian Koperasi, terkait kebijakan pengelolaan PLTS berkelanjutan berbasis koperasi.
 
Selain itu, kegiatan ini juga mendorong kolaborasi lintas aktor yakni pemerintah, akademisi, sektor swasta, masyarakat sipil, dan gerakan koperasi untuk memperkuat ekosistem pengembangan koperasi hijau di Indonesia.
 
"Pada akhirnya, Koperasi Desa Merah Putih diharapkan tidak hanya menjadi pilar transisi energi bersih di pedesaan, tetapi juga aktor perubahan dalam mitigasi krisis iklim serta penggerak kemandirian energi yang inklusif dan berkeadilan," tambah Sumanda.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)