Ilustrasi. Foto: Dok MI
Eko Nordiansyah • 30 September 2025 09:10
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan awal pekan ini akhirnya mengalami kenaikan signifikan. Rupiah mencoba mengambil momentum saat dolar AS mengalami tekanan.
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 30 September 2025, rupiah berada di level Rp16.670 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat sebanyak 10 poin atau setara 0,06 persen dari Rp16.680 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada pada posisi Rp16.675 per USD. Rupiah belum banyak bergerak karena masih sama dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Baca juga:
Wall Street Ditutup Menguat Jelang Data Ketenagakerjaan AS |
Kekhawatiran baru mengenai kemungkinan shutdown pemerintah AS yang dipadukan dengan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed membebani Dolar AS (USD) pada Senin, 29 September 2025. DXY yang melacak nilai dolar terhadap sekeranjang enam mata uang, turun 0,27 persen di 97,91.
EUR/USD berhasil melanjutkan pemulihan hari Jumat dan mengunjungi kembali zona 1,1750 di tengah dorongan jual yang luas pada Greenback. Ekspektasi Inflasi Konsumen di kawasan euro akan dirilis, diikuti oleh pernyataan Cipollone, Kazaks, Muller, Lane, Machado, dan Schnabel dari ECB.
GBP/USD memulai minggu dengan langkah yang kuat, maju ke zona 1,3460 hanya untuk kehilangan sedikit momentum setelahnya. Hasil Neraca Transaksi Berjalan Inggris akan dipublikasikan bersamaan dengan data Investasi Bisnis kuartalan dan Tingkat Pertumbuhan PDB Kuartal 2 akhir. Selain itu, Lombardelli, Ramsden, Mann, dan Breeden dari BoE dijadwalkan untuk berbicara.
USD/JPY menghadapi tekanan tambahan ke bawah pada hari Senin, merosot kembali ke terendah tiga hari di dekat zona 148,50, area yang juga bertepatan dengan SMA 200 harinya. Ringkasan Opini BoJ akan dirilis, diikuti oleh Penjualan Ritel, Produksi Industri pendahuluan, Pembangunan Perumahan, dan Pesanan Konstruksi.
AUD/USD naik tajam dan mendekati 0,6580, atau tertinggi dua hari, menjelang pertemuan RBA. RBA diprakirakan akan mempertahankan OCR-nya tidak berubah, sementara Izin Mendirikan Bangunan, Kredit Perumahan, dan Persetujuan Rumah Pribadi juga akan dirilis.