Ilustrasi. Metrotvnews.com.
Despian Nurhidayat • 15 February 2025 18:37
Jakarta: Dokter Spesialis Penyakit Anak I Gusti Ayu Nyoman Partiwi menyoroti potensi kenaikan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia terutama dalam musim hujan. Penyakit ini dikatakan memang ada sepanjang tahun, tetapi jumlah kasusnya meningkat tajam di musim hujan.
"Yang sering tidak disadari, dengue bisa menyerang siapa saja, di mana saja, terlepas dari tempat tinggal, usia, atau gaya hidup," kata Partiwi dalam acara Langkah Bersama Cegah DBD di Jakarta, Sabtu, 15 Februari 2025.
Data menunjukkan 47 persen kasus DBD terjadi pada anak dan remaja. 12 persen terjadi pada kelompok usia 1-4 tahun, dan 35 peren pada usia 5-14 tahun. Lebih mengkhawatirkan lagi, kematian tertinggi juga terjadi pada kelompok usia 5-14 tahun, yaitu mencapai 45 persen, dan 21 persen pada anak usia 1-4 tahun.
Ia menjelaskan DBD pada anak seringkali diawali demam tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, munculnya bintik merah di kulit, muntah, serta sakit perut yang terus-menerus. Jika terlambat ditangani, anak bisa mengalami syok dengue.
"Yang ditandai dengan tangan dan kaki dingin, napas cepat, hingga penurunan kesadaran dan kondisi ini bisa berakibat fatal," ungkapnya.
Menurut dia, belum ada obat spesifik untuk menyembuhkan dengue. Pengobatan yang diberikan hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi yang lebih parah. Pencegahan pun menjadi kunci utama, salah satunya melalui vaksinasi.
Ia menambahkan bahwa pencegahan dengue melalui vaksinasi tidak termasuk ke dalam cakupan BPJS. Program tersebut menargetkan kelompok usia tertentu, yang biasanya adalah anak-anak.
"Dengue bukan penyakit ringan, dan kita tidak bisa menunggu hingga terlambat untuk bertindak," ujarnya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Suzy Maria mengemukakan 39 persen kasus
dengue terjadi pada kelompok usia 15 tahun, dan 13 persen terjadi pada kelompok usia di atas 44 tahun. Dengue bisa berakibat fatal tidak hanya bagi anak-anak tetapi juga pada orang dewasa.
"Banyak yang mengira dengue hanya berbahaya bagi anak-anak, padahal orang dewasa juga berisiko mengalami infeksi parah, terutama mereka yang memiliki komorbid seperti diabetes, hipertensi, gangguan imun, penyakit jantung, dan penyakit ginjal," jelas Suzy.
Pada kelompok orang dewasa, kata dia. dengue dapat berkembang lebih cepat menjadi dengue berat, yang berisiko menyebabkan kegagalan organ. Selain itu, masih banyak orang salah mengerti bahwa apabila sudah terkena dengue, maka mereka akan kebal.
"Padahal seseorang bisa terinfeksi dengue lebih dari satu kali, dan infeksi yang berikutnya berisiko lebih parah," lanjut Suzy.
Dia menegaskan sistem imun yang sudah pernah terpapar
virus dengue dapat bereaksi lebih kuat terhadap infeksi berikutnya. Kemudian, meningkatkan risiko komplikasi serius seperti perdarahan hebat atau syok dengue.
Pendekatan yang terintegrasi dinilai sangat diperlukan dalam menangani DBD. Penerapan 3M Plus harus menjadi kebiasaan yang terus dilakukan, bukan hanya saat musim hujan.
Masyarakat dinilai juga perlu mempertimbangkan langkah pencegahan dari dalam tubuh, seperti vaksinasi, yang kini telah direkomendasikan penggunaannya oleh asosiasi medis bagi anak-anak dan orang dewasa.
“Namun demikian, untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan," ujar Suzy.