Dunia Khawatir Konflik AS–Iran Meluas, Serukan Jalur Diplomatik

Presiden AS Donald Trump saat berada di Ruang Situasi di Gedung Putih, Sabtu, 21 Juni 2025. (White House / EPA)

Dunia Khawatir Konflik AS–Iran Meluas, Serukan Jalur Diplomatik

Willy Haryono • 22 June 2025 18:14

Washington: Sejumlah tokoh dunia memberikan berbagai respons terhadap serangan Amerika Serikat (AS) ke tiga situs nuklir Iran yang diumumkan langsung oleh Presiden Donald Trump pada Sabtu, 21 Juni malam waktu setempat. Trump menyebut bahwa serangan tersebut berhasil menghancurkan target, dengan seluruh pesawat tempur AS telah meninggalkan wilayah udara Iran.

“Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses ke tiga situs nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Seluruh pesawat kini telah berada di luar wilayah udara Iran,” tulis Trump melalui Truth Social.

AS diyakini menggunakan bom pemecah bunker GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator (MOP)—jenis bom yang dirancang untuk menghancurkan struktur bawah tanah—dalam serangan di Iran. Ini merupakan penggunaan operasional pertama bom MOP atau Bunker Buster dalam sejarah.

Bom ini dikabarkan telah dijatuhkan dari pesawat pengebom B-2 dari Angkatan Udara AS.

“Iran, si pembuat onar di Timur Tengah, sekarang harus memilih perdamaian. Jika tidak, serangan berikutnya akan jauh lebih besar dan lebih mudah dilakukan.”

“Akan ada perdamaian, atau akan ada tragedi besar bagi Iran,” tegas Trump dalam pidato dari Gedung Putih.

Ia juga memperingatkan bahwa AS bisa menargetkan lokasi-lokasi lainnya dengan “presisi, kecepatan, dan keterampilan, hanya dalam hitungan menit.”

Baca juga:  Mengenal Bunker Buster, Bom Penembus Bawah Tanah yang Digunakan AS di Iran

Iran: “Pengetahuan Tidak Bisa Dibom”

Penasihat Ketua Parlemen Iran, Mahdi Mohammadi, menyatakan bahwa Iran telah lama mengantisipasi serangan ke Fordow. “Situs tersebut telah dievakuasi dan tidak mengalami kerusakan yang tak dapat diperbaiki,” tulisnya di media sosial dan dikutip Outlook India, Minggu, 22 Juni 2025.

“Dua hal pasti: Pengetahuan tidak bisa dibom, dan penjudi akan kalah kali ini.”

Respons Pemimpin Dunia

Sekjen PBB António Guterres

Dalam pernyataannya di platform X, Guterres menyatakan keprihatinan mendalam.

“Konflik ini berisiko besar lepas kendali dengan konsekuensi yang katastrofik bagi warga sipil, kawasan, dan dunia.” Ia menilai tindakan militer AS sebagai eskalasi yang berbahaya.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu

“Dalam koordinasi penuh antara saya dan Presiden Trump, serta antara militer Israel dan AS, Amerika Serikat menyerang tiga fasilitas nuklir Iran.”

Netanyahu menyebut serangan ini sebagai kelanjutan dari operasi IDF dan Mossad terhadap program nuklir Iran.

Pemerintah Australia

“Program nuklir dan rudal balistik Iran merupakan ancaman bagi perdamaian internasional. Kami mencatat pernyataan Presiden AS bahwa kini adalah waktunya untuk perdamaian.”

Australia menyerukan de-eskalasi dan jalur diplomatik.

Kementerian Luar Negeri Meksiko

“Meksiko menyerukan segera dimulainya dialog diplomatik dan perdamaian.”

Dalam pernyataan resminya, Meksiko menekankan bahwa konstitusi negaranya menjunjung tinggi prinsip nonintervensi dan solusi damai.

Menteri Luar Negeri Venezuela, Yvan Gil

“Venezuela mengutuk keras agresi militer AS terhadap Iran, dan menyerukan penghentian segera permusuhan.”

Pernyataan itu menyebut serangan sebagai tindakan yang dilakukan atas permintaan Israel dan melanggar hukum internasional.

Presiden Kuba, Miguel Díaz-Canel

“Kami mengutuk keras pemboman oleh AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Ini merupakan eskalasi berbahaya yang melanggar Piagam PBB dan hukum internasional.”

Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters

“Tindakan militer lanjutan di Timur Tengah sangat mengkhawatirkan. Eskalasi lebih lanjut harus dihindari.”

Peters menambahkan bahwa hanya diplomasi yang bisa memberikan solusi berkelanjutan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)