Ribuan Demonstran Gen Z di Madagaskar Desak Presiden Rajoelina Mundur

Antananarivo: Sedikitnya 1.000 demonstran anti-pemerintah turun ke jalan di ibu kota Madagaskar, Antananarivo pada Kamis lalu, menuntut Presiden Andry Rajoelina mengundurkan diri dari jabatannya.

Aksi ini menjadi gelombang protes terbesar dalam beberapa tahun terakhir di negara kepulauan tersebut. Polisi dikerahkan untuk membubarkan massa dengan tembakan gas air mata, granat kejut, dan peluru karet setelah kerumunan semakin membesar di pusat kota.

Mengutip dari Anadolu Agency, Jumat, 10 Oktober 2025, gerakan ini diprakarsai oleh “Gen Z Madagaskar,” koalisi mahasiswa dan pemuda yang awalnya memprotes pemadaman listrik serta gangguan pasokan air yang berkepanjangan. 

Namun, keluhan sosial tersebut dengan cepat berubah menjadi tuntutan politik agar Rajoelina mundur, setelah keputusan presiden membubarkan kabinet dan menunjuk pejabat baru di beberapa kementerian gagal meredakan ketegangan publik.

Dalam pidatonya di istana negara sehari sebelumnya, Rajoelina menuding kelompok yang menuntut pengunduran dirinya berupaya “menghancurkan negara.” Ia berjanji akan mengubah nasib Madagaskar “dalam waktu satu tahun.”

Sementara itu, pengacara yang mewakili para demonstran mengatakan kepada wartawan bahwa sebanyak 28 orang telah diserahkan ke kantor kejaksaan untuk menghadapi dakwaan resmi terkait keterlibatan mereka dalam aksi tersebut.

Gelombang protes yang dipicu oleh krisis ekonomi dan infrastruktur ini menandai ujian politik paling serius bagi pemerintahan Rajoelina sejak ia kembali berkuasa pada 2019.

Baca juga:  Pemerintahan Madagaskar Dibubarkan usai Demo Besar Gen Z