Pangkalan dan Pengecer Keberatan dengan Kebijakan Baru Distribusi Gas Melon

Gas elpiji ilustrasi. Dok Metrotvnews.com

Pangkalan dan Pengecer Keberatan dengan Kebijakan Baru Distribusi Gas Melon

Insi Nantika Jelita • 2 February 2025 19:57

Jakarta: Sejumlah pangkalan dan pengecer kompak menyuarakan ketidaksiapan peralihan distribusi penjualan elpiji 3 kilogram (kg). Per 1 Februari 2025, penjualan elpiji subsidi melalui pengecer tidak akan diperbolehkan lagi. 

Salah seorang pemilik pangkalan resmi elpiji 3 krg di kawasan Kayu Manis Timur, Jakarta Timur, mengaku keberatan dengan kebijakan tersebut. 

"Saya tidak siap jika pangkalan melayani pembelian langsung elpiji 3 kg. Karena nanti pasti repot," ujar pemilik pangkalan tersebut yang enggan disebutkan namanya kepada Media Indonesia, Minggu, 2 Februari 2025.

Saat kondisi normal, pangkalan tersebut menerima pasokan sekitar 400-500 tabung gas melon per bulannya dari Pertamina Patra Niaga. Pihaknya rutin menyalurkan komoditas energi tersebut ke sejumlah pengecer dengan jumlah yang berbeda-beda. Satu pengecer bisa mendapatkan 10 tabung, 15 tabung atau 20 tabung elpiji 3 kg dalam satu kali pengambilan. 

Ia memprediksi pemotongan distribusi penjualan elpiji 3 kg dari pengecer ke pangkalan resmi akan menimbulkan antrean panjang di satu lokasi pangkalan. 

"Kalau kami harus mengurus langsung, pasti ramai-ramai konsumen mengumpul di tempat kami, ini yang bikin repot. Dan jujur saja, kami tidak siap," katanya. 
 

Baca juga: Gas Melon Langka, Kuota LPG Subsidi 2025 Dikurangi?

Terpisah, pemilik pangkalan elpiji 3 Kg Toko Baru di daerah Kayu Manis I, Dharmansyah menyampaikan tidak mengetahui pemberlakuan peralihan penyaluran subsidi gas melon. Ia mengaku belum mendapatkan informasi langsung tersebut dari Pertamina. 

"Saya tidak tahu soal itu. Tapi, jika itu diterapkan tentu bikin saya pusing," katanya.

Dharmansyah menuturkan satu tabung gas melon dipatok harga Rp16 ribu. Ini sesuai ketentuan harga eceran tertinggi (HET) yang diterapkan Peraturan Gubernur Jakarta Nomor 4 Tahun 2015. Namun, ia tidak mengetahui pasti berapa harga per tabung elpiji subsidi yang dijual di pengecer. 

"Kami biasanya kirim ke warung-warung. Soal harga biasanya beda-beda di pengecer," ucapnya.

Sementara itu, pedagang eceran bernama Nizar mengatakan, tidak mengetahui kebijakan peralihan distribusi elpiji 3 kg sudah mulai diterapkan pada awal Februari ini. Ia mengaku kesulitan mendapatkan pasokan elpiji 3 kg.
 
Baca juga: Pemkab Demak Kaji Larangan Pembelian Gas Elpiji 3 Kg di Pengecer

Biasanya tokonya memasok 15 tabung elpiji dalam sehari dari pangkalan. Kini, pihaknya tidak menyediakan barang tersebut.  Karena, katanya ada keterbatasan penyaluran dari pangkalan.

"Saya tidak tahu kalau sekarang beli elpiji 3 kg hanya boleh dipangkalan. Tapi, memang beberapa hari ini sudah langka mendapat elpiji 3 kg. Kemarin sisa enam tabung, sekarang kosong," ucap Nizar.

Nizar yakin akan mengalami kerugian dengan larangan pengecer menjual gas melon. Biasanya, dalam sehari toko Nizar bisa menjual Rp330 ribu dari 15 tabung gas elpiji

Pengecer lainnya yakni pemilik Warung Affan juga mengaku akan mengalami kerugian dengan tidak diperbolehkan menjual gas elpiji 3 kg. Dalam sehari, warungnya memasarkan 10 tabung gas melon. 

"Saat ini di toko kami tabung gas elpiji kosong. Soal kebijakan tersebut saya baru tahu dari TikTok. Tentu ini buat rugi kami ya, tapi mau gimana lagi," ucap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)