Ilustrasi hujan/MI/Ramdani
Hujan Sedang hingga Lebat Mengancam hingga 22 September
Lukman Diah Sari • 18 September 2025 15:40
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat untuk waspada potensi cuaca ekstrem, berupa hujan intensitas sedang hingga sangat lebat. Potensi cuaca ekstrem itu diprakirakan terjadi pada periode 19-22 September 2025.
"Memasuki dasarian kedua September 2025, sebagian wilayah Indonesia sedang mengalami masa peralihan," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Kamis, 18 September 2025.
Abdul mengungkap cuaca ekstrem itu diprakirakan terjadi hampir di semua wilayah Indonesia, mulai dari Pulau Sumatra hingga Indonesia bagian timur. Potensi cuaca hujan itu, mulai dari sedang hingga sangat lebat.
Baca juga:
Bibit Siklon 93S Picu Gelombang Tinggi di Pantai Selatan, Nelayan Diminta Tak Melaut |
Berikut rincian wilayah berpotensi hujan intesitas sedang, yakni:
Pulau Sumatra
- Aceh
- Sumatra Utara
- Sumatra Barat
- Riau
- Jambi
- Sumatra Selatan
- Kepulauan Bangka Belitung
- Lampung
Pulau Jawa
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
Baca juga:
Waspada Cuaca Buruk di Bali hingga Pertengahan September Akibat Fenomena Rossby Ekuator |
Pulau Kalimantan
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
Pulau Sulawesi
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Barat
Wilayah Indonesia timur
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat Daya
- Papua Barat
- Papua.
Wilayah Berpotensi Hujan Sangat Lebat:
- Bengkulu
- Jawa Timur
- Papua Tengah
- Papua Pegunungan
- Papua Selatan
Baca juga:
BNPB Modifikasi Cuaca di Jawa Timur dan Jawa Barat, Antisipasi Cuaca Ekstrem |
Imbauan untuk Masyarakat
Abdul mengingatkan masyarakat untuk menghindari berteduh di bawah pohon saat hujan disertai petir dan angin kencang. Kemudian, warga bantaran sungai diminta memantau ketinggian air secara berkala dan segera menyelamatkan diri jika air meningkat drastis.Warga di permukiman padat juga diminta memastikan saluran air dan selokan tidak tersumbat. Kemudian, warga di perbukitan, lereng tebing, dan kaki gunung perlu mewaspadai hujan lebat berdurasi lebih dari satu jam, memantau perkembangan cuaca, dan mengikuti arahan pemerintah daerah serta lembaga terkait.
"Pemerintah daerah tingkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah yang dapat terjadi kapan saja," ujar dia.