Militer Sudan merayakan kemajuan dalam melawan RSF. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 19 November 2025 14:44
Khartoum: Militer Sudan mengklaim telah merebut sejumlah titik strategis dan menimbulkan kerugian besar bagi Pasukan Paramiliter Rapid Support Forces (RSF), baik dari sisi personel maupun perlengkapan. Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi penataan ulang posisi untuk melanjutkan operasi militer di berbagai front.
Menurut laporan Yeni ?afak, Rabu, 19 November 2025, klaim militer tersebut turut diperkuat Joint Force of Armed Movements, koalisi kelompok bersenjata yang bersekutu dengan tentara Sudan. Mereka menyatakan berhasil merebut kembali daerah Abu Sunun dan Abu Qaoud di Kordofan Utara.
Gubernur Darfur Minni Arko Minnawi juga menegaskan bahwa pasukan gabungan telah mengalahkan RSF di kawasan Jabal Abu Sunun.
Namun, RSF membantah seluruh laporan itu. Kelompok paramiliter tersebut mengklaim justru berhasil menahan serangan militer di sejumlah titik seperti Jabal Abu Sunun, Jabal Issa, dan Al-Ayyara yang berada di sebelah barat El-Obeid. Perbedaan klaim ini memperlihatkan perang informasi yang terus berlangsung di tengah pertempuran.
Gelombang pertempuran di Kordofan menandai meluasnya konflik Sudan yang pecah sejak April 2023 antara tentara nasional dan RSF. Bentrokan kini merambah wilayah tersebut setelah RSF merebut El-Fasher, ibu kota Darfur Utara, bulan lalu.
Saat ini, RSF menguasai lima negara bagian di Darfur, sementara militer mengendalikan sebagian besar dari 13 negara bagian lainnya, termasuk Khartoum.
Konflik berkepanjangan ini telah memicu krisis kemanusiaan yang semakin parah. Organisasi internasional mencatat puluhan ribu korban jiwa serta jutaan warga terpaksa mengungsi akibat kekerasan yang terus meluas di berbagai wilayah Sudan. (Keysa Qanita)
Baca juga: Bentrok Memanas, Militer Sudan Maju Tekan RSF di Tiga Wilayah Kordofan