Asal-Usul Proposal 28 Poin Konflik Ukraina, Buatan AS atau Rusia?

Presiden AS Donald Trump berusaha keras dalam mendorong penyelesaian damai perang Rusia-Ukraina. (Anadolu Agency)

Asal-Usul Proposal 28 Poin Konflik Ukraina, Buatan AS atau Rusia?

Muhammad Reyhansyah • 24 November 2025 12:06

Washington: Asal-usul rencana damai Rusia–Ukraina kembali dipertanyakan setelah sejumlah politisi Amerika Serikat (AS) menilai bahwa proposal 28 poin tersebut bukan berasal dari pemerintahan Presiden Donald Trump, melainkan diajukan oleh Moskow. 

Para senator yang mengkritik pendekatan Trump terhadap Ukraina mengatakan bahwa mereka telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio, yang menurut mereka menyebut proposal itu sebagai “daftar keinginan” Rusia, bukan posisi resmi Washington.

Namun Departemen Luar Negeri AS membantah keras versi tersebut, menyebutnya “sepenuhnya keliru." Rubio juga menegaskan bahwa para senator salah memahami penjelasannya dan bahwa Washington adalah pihak yang menyusun rencana tersebut.

Rencana itu mengejutkan banyak pihak karena dinilai sangat menguntungkan Rusia. Senator Partai Republik Mike Rounds termasuk di antara mereka yang menyatakan bahwa dokumen tersebut tidak disiapkan oleh pemerintah AS. 

“Pemerintahan ini tidak bertanggung jawab atas rilis dalam bentuknya saat ini,” katanya dalam sebuah konferensi keamanan di Kanada. “Mereka ingin menjadikannya titik awal.” Ia menambahkan, “Bentuknya terlihat seperti awalnya ditulis dalam bahasa Rusia.”

Senator independen Angus King juga mengatakan bahwa Rubio memberi tahu mereka bahwa rencana itu “bukan rencana pemerintahan” tetapi “pada dasarnya daftar keinginan Rusia”. Para senator itu menuturkan bahwa mereka berbicara dengan Rubio setelah ia menghubungi mereka dalam perjalanan menuju Jenewa untuk membahas proposal tersebut.

Bantahan dan Kebingungan yang Menguat

Mengutip dari Sky News, Senin, 24 November 2025, sejumlah pejabat AS mengatakan rencana itu memuat hal-hal yang sebelumnya ditolak oleh menteri luar negeri dan bahwa tidak dirinya maupun siapapun di Departemen Luar Negeri mengetahui dokumen tersebut sebelum dipublikasikan. Klaim tersebut menambah kebingungan mengenai siapa yang merumuskan 28 poin tersebut.

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk juga menyoroti ketidakjelasan itu. Pada Minggu, ia menulis di X: “Akan sangat baik bila kita mengetahui dengan pasti siapa penulis rencana tersebut dan di mana ia dibuat.”

Dalam unggahan di X, Rubio menegaskan bahwa “proposal perdamaian itu disusun oleh AS… tetapi juga didasarkan pada masukan sebelumnya dan yang sedang berlangsung dari Ukraina.”

Seorang mantan penasihat Vladimir Putin, Sergei Markov, membantah bahwa Moskow berada di balik rencana damai itu. Ia mengatakan kepada Sky News bahwa dokumen tersebut “buatan Amerika” dan merupakan “dasar yang sangat baik bagi negosiasi diplomatik”. 

Markov menyebut ada “suasana positif di Rusia mengenai hal tersebut," namun menuduh Eropa dan Ukraina tetap ingin melanjutkan perang, meski invasi besar-besaran ke Ukraina dilancarkan dan dijalankan secara sepihak oleh Rusia.

Asal Usul Rencana

Menurut beberapa sumber yang mengetahui prosesnya, utusan khusus AS Steve Witkoff dan menantu Trump, Jared Kushner, bertemu dengan Kirill Dmitriev di Miami pada akhir Oktober untuk membahas proposal tersebut. Dmitriev, sekutu dekat Presiden Rusia, masuk daftar hitam pemerintah AS sejak 2022 setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Sementara itu, Trump sebelumnya menetapkan tenggat bagi Ukraina untuk menerima rencana damai tersebut sebelum Kamis. Namun ia kemudian melunak dan mengatakan bahwa proposal itu bukan tawaran final. Dokumen itu menuntut konsesi besar dari Kyiv, termasuk menyerahkan wilayah ke Rusia, tidak bergabung dengan NATO, dan menghentikan penggunaan sejumlah jenis persenjataan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tidak menolak proposal itu secara langsung, tetapi menegaskan tidak akan mengorbankan kepentingan Ukraina. Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut rencana tersebut sebagai dasar penyelesaian konflik.

Ketidaksetujuan juga datang dari dalam pemerintahan AS. Senator Roger Wicker, ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat dari Partai Republik, menyatakan keraguan mendalam terhadap proposal itu. “Yang disebut ‘rencana damai’ ini memiliki masalah serius, dan saya sangat skeptis dapat membawa perdamaian,” ujarnya.

Baca juga:  Eropa Tawarkan Rusia Kembali ke G8 dengan Syarat Perdamaian Ukraina

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)