Ilustrasi deflasi. Foto: Freepik.
M Ilham Ramadhan Avisena • 2 March 2025 16:28
Jakarta: Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Februari 2025 diperkirakan akan kembali mengalami deflasi, melanjutkan tren di bulan sebelumnya. Deflasi itu terjadi didorong oleh penurunan harga pangan.
"Kami memperkirakan deflasi bulanan berturut-turut di bulan Februari 2025, diperkirakan akan mengalami deflasi bulanan sebesar 0,08 persen (month to month/mtm, melanjutkan deflasi 0,76 persen (mtm) di Januari 2025," kata ekonom Bank Permata Josua Pardede melalui keterangan tertuli, Minggu, 2 Maret 2025.
Tren deflasi bulanan tersebut disebabkan oleh penurunan harga pangan, didorong oleh peningkatan pasokan makanan. Oleh karena itu, dia memperkirakan adanya deflasi bulanan yang signifikan pada kelompok harga bergejolak.
Sementara itu, inflasi harga yang diatur pemerintah (administered price) diproyeksikan akan mencatat inflasi bulanan dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar nonsubsidi.
Laju inflasi inti bulanan diperkirakan akan menurun dari 0,30 persen (mtm) menjadi 0,23 persen (mtm) di Februari 2025. Namun demikian, inflasi inti Februari 2025 sebagian besar dipengaruhi oleh kenaikan harga emas global dan depresiasi rupiah.
"Secara keseluruhan, kami memperkirakan bahwa IHK kumulatif dari Januari hingga Februari 2025 akan mencerminkan deflasi sekitar 0,84 persen year to date (ytd)," terang Josua.
Sedangkan secara tahunan (year on year/yoy), tingkat inflasi diperkirakan mengalami penurunan menjadi 0,31 persen (yoy), lebih rendah dari Januari 2025 yang tercatat 0,76 persen (yoy). Prakiraan inflasi Februari itu sekaligus menjadi angka paling rendah sejak Maret 2000, atau 25 tahun lalu.
Baca juga: Diskon Berakhir, Harga Listrik Normal Lagi per Hari Ini |