Profil Raad Saad, Wakil Komandan Hamas yang Diklaim Dibunuh Israel

Raad Saad. (Al-Quds Network via Al-Jazeera)

Profil Raad Saad, Wakil Komandan Hamas yang Diklaim Dibunuh Israel

Riza Aslam Khaeron • 14 December 2025 12:46

Jakarta: Militer Israel (IDF) melancarkan serangan udara di Kota Gaza pada Kamis, 13 Desember 2025, yang menewaskan Wakil Komandan Hamas di Gaza, Raad Saad. IDF menyebut serangan ini sebagai balasan atas pelanggaran gencatan senjata yang telah berlangsung sejak Oktober oleh kelompok Islam tersebut.

Serangan tersebut menghantam sebuah kendaraan yang melintas di wilayah kekuasaan Hamas, di dalam garis gencatan senjata. Sedikitnya empat orang tewas dan dua puluh lainnya dilaporkan terluka.

Raad Saad dikenal sebagai tokoh militer tertinggi kedua dalam struktur Hamas di Gaza, berada tepat di bawah pemimpin militer kelompok tersebut, Izz al-Din Haddad.

Ia disebut telah menghindari penargetan militer Israel selama 35 tahun sebelum akhirnya tewas dalam serangan ini.

Berikut adalah profil lengkap Raad Saad, Wakil Komandan Hamas di Gaza:
 

Jejak Karier dan Peran Militer

Melansir Al-Jazeera bahasa Arab, Raad Saad, bernama lengkap Raed Hussein Saad, lahir pada 15 Agustus 1972 di Kamp Pengungsi al-Shati, Gaza. Ia disebut telah bergabung dengan Hamas sejak usia muda dan menjadi bagian dari jaringan buronan awal yang aktif sejak Intifada Pertama tahun 1987.

Ia sempat beberapa kali ditahan oleh Israel dan menjalani studi Syariah di Universitas Islam Gaza, termasuk meraih gelar sarjana saat masih berada di penjara pada 1993, dan melanjutkan pendidikan magister pada 2008.

Saad memainkan peran kunci dalam struktur militer Hamas. Ia pernah menjabat sebagai komandan Brigade Gaza Utara pada 2007, terlibat dalam pendirian kekuatan laut al-Qassam, dan dipercaya memimpin Rukun Operasi sejak 2015. 

Ia juga termasuk dalam jajaran dewan militer kecil Hamas di Gaza, bersama tokoh-tokoh senior seperti Mohammed Deif dan Marwan Issa.

Israel menuduhnya sebagai salah satu perancang utama operasi militer, termasuk strategi yang mendasari serangan Thufan al-Aqsa, seperti pembentukan unit elite dan penyusunan rencana militer "Sur Ariha" yang ditujukan untuk melumpuhkan Divisi Gaza militer Israel.
 
Baca Juga:
Palestina Sambut Resolusi PBB yang Desak Israel Buka Akses Bantuan ke Gaza
 

Penargetan Panjang dan Konteks Serangan Terbaru

IDF menyatakan telah menargetkan Raad Saad dalam sebuah serangan presisi terhadap kendaraan yang melintas di jalur pesisir barat daya Gaza.

Serangan ini diklaim sebagai respons atas pelanggaran gencatan senjata, meskipun laporan media Israel Channel 12 menyebut operasi tersebut lebih didasarkan pada momentum strategis daripada insiden tertentu.

IDF menyebut operasi ini sebagai "serangan cepat" dan mengklaim Saad adalah figur nomor dua dalam sayap militer Hamas saat ini dan dituduh sebagai tokoh kunci serangan 7 Oktober 2023.

Israel disebut telah berusaha menargetkan Saad selama 35 tahun. Pada Maret 2024, Israel pernah menyatakan berhasil menangkapnya dalam serangan ke Kompleks Medis al-Shifa, namun belakangan mengakui terjadi kesalahan identifikasi.

Serangan lain juga terjadi pada Mei 2024, dan pihak Israel bahkan disebut menawarkan hadiah sebesar 800 ribu dolar AS untuk informasi yang mengarah ke penangkapannya. Menurut laporan Al Jazeera, Saad akhirnya teridentifikasi saat berada dalam kendaraan bersama pengawalnya dan langsung menjadi sasaran serangan udara.

Hingga ketika artikel ini disusun, Hamas belum mengonfirmasi kematiannya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fachri Audhia Hafiez)