Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Anadolu
Tel Aviv: Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan bahwa permintaan pengampunan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam persidangan korupsinya "memicu perdebatan" di dalam masyarakat Israel.
“Permintaan pengampunan tersebut akan ditangani dengan cara yang paling tepat dan tepat. Saya hanya akan mempertimbangkan kebaikan negara dan masyarakat Israel," kata Herzog dalam sebuah pernyataan dari kantornya, seperti dikutip dari Anadolu, Selasa 2 Desember 2025.
“Langkah Netanyahu meresahkan banyak orang di negara ini, di berbagai komunitas, dan memicu perdebatan," tambah Herzog.
"Satu hal yang jelas bagi saya, wacana kekerasan tidak memengaruhi saya," kata Herzog.
Pada hari Minggu, Netanyahu secara resmi meminta Herzog untuk mengampuninya atas tuduhan korupsi, tetapi pihak oposisi mendesak presiden Israel untuk menolak permintaan tersebut kecuali jika perdana menteri mengakui kesalahannya dan berkomitmen untuk mundur dari kehidupan politik.
Presiden AS Donald Trump juga telah meminta Herzog untuk mengampuni Netanyahu, yang telah memimpin pemerintahan saat ini sejak akhir 2022.
Para pendukung permintaan tersebut mengklaim bahwa mengampuni Netanyahu akan memulihkan persatuan di antara warga Israel dan mengakhiri perpecahan.
Menurut informasi yang bocor dari kantor Netanyahu, peninjauan permintaan pengampunan oleh presiden mungkin memerlukan waktu berminggu-minggu.
Sejak awal persidangannya, Netanyahu menolak untuk mengakui kesalahannya, sementara hukum Israel hanya mengizinkan presiden untuk memberikan pengampunan setelah pengakuan bersalah.
Pada Januari, Netanyahu memulai sesi interogasi terkait tuduhan korupsi dalam kasus-kasus yang diberi nomor 1000, 2000, dan 4000, yang semuanya ia bantah.
Kasus 1000 melibatkan tuduhan bahwa Netanyahu dan istrinya menerima hadiah mahal seperti cerutu dan sampanye dari pengusaha kaya dengan imbalan bantuan politik.
Kasus 2000 menyangkut dugaan negosiasi dengan Arnon Mozes, penerbit surat kabar Yedioth Ahronoth, untuk mendapatkan liputan media yang menguntungkan.
Kasus 4000, yang dianggap paling serius, melibatkan tuduhan memberikan keuntungan regulasi dan keuntungan lainnya kepada Shaul Elovitch, mantan pemilik situs berita Walla dan perusahaan telekomunikasi Bezeq, dengan imbalan liputan media yang menguntungkan.
Perdana menteri Israel juga menghadapi tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, dengan Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuknya dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada November 2024 atas kekejaman di Gaza, di mana lebih dari 70.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh sejak Oktober 2023.