Pengusaha Minta Regulasi Jelas untuk Bisa WFH

Ilustrasi polusi udara. Foto: MI/Ramdani

Pengusaha Minta Regulasi Jelas untuk Bisa WFH

Annisa Ayu Artanti • 15 August 2023 13:17

Jakarta: Pengusaha angkat bicara usai Presiden Joko Widodo membuka opsi untuk diterapkannya kembali bekerja dari rumah (work from home/WFH). Hal itu untuk mengatasi kualitas udara di Jabodetabek yang makin memburuk.

Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Kadin, Sarman Simanjorang mengatakan, bekerja secara hybrid untuk mengatasi polusi udara saat ini sudaha ada dibenak pengusaha.

Namun, banyak pertimbangan-pertimbangan perusahaan yang membuat sistem kerja WFH tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu, pihaknya meminta regulasi atau aturan yang jelas dari pemerintah.

"Saya rasa ini juga perlu menjadi pertimbangan ya pertimbangan dan perlu memang dibuat suatu regulasi atau aturan dari pemerintah sehingga pelaku usaha memiliki suatu dasar yang kuat untuk menjalankannya," kata Sarman kepada Metrotvnews, Selasa, 15 Agustus 2023.

Baca juga: Jokowi: Kualitas Udara Jabodetabek Sangat Buruk Selama Sepekan Terakhir

Jika bisa, Sarman menjelaskan, dalam regulasi tersebut nanti menjelaskan mengenai batasan-batasan pemberlakuan sistem kerja WFH.

Hal itu menurut dia, penting lantaran banyak sektor usaha yang membutuhkan pertemuan fisik dalam menjalankan operasional bisnisnya, seperti food and beverage hingga urusan customer dengan konsumen.

"Ini harus dilihat dari jenis usahanya masing-masing," ujar dia.

Jokowi dorong perusahaan hybrid working

Sebelumnya, Jokowi mendorong perusahaan untuk memberlakukan hybrid working kepada karyawannya untuk mengatasi permasalahan polusi udara di Jabodetabek.

"Jika diperlukan, kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working, work from officework from home," kata Jokowi.

Dalam rapat terbatas (Ratas) di Istana Negara, Jokowi mengakui kualitas udara di Jabodetabek sangat buruk selama sepekan terakhir, bahkan mencapai angka 156 yang artinya tidak sehat.

Menurut Jokowi, hal ini disebabkan kemarau panjang selama tiga bulan terakhir, lalu pembuangan emisi dari transportasi, dan aktivitas industri di Jabodetabek terutama yang menggunakan batu bara.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)