Thailand. Foto: Unsplash.
Bangkok: Rencana Thailand untuk memulai perekonomiannya melalui program pemberian dompet digital senilai USD14,3 miliar akan dilaksanakan pada Mei 2024.
Melansir Channel News Asia, Selasa, 9 Januari 2024, Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan itu setelah Kantor Dewan Negara, sebuah panel independen yang memberikan nasihat hukum kepada pemerintah, tidak menemukan alasan yang melarang kabinet Srettha meminjam untuk mendanai skema tersebut.
Program pemberian 10 ribu baht (sekitar USD285) kepada 50 juta warga Thailand untuk dibelanjakan di komunitas lokal. Ini merupakan kebijakan kampanye pemilu yang khas dari partai berkuasa Pheu Thai.
Pemerintah ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara menjadi setidaknya lima persen setiap tahun, dengan perkiraan pertumbuhan tahun lalu sebesar 2,4 persen.
Bertemu gubernur bank sentral Thailand
Srettha akan bertemu dengan gubernur bank sentral Thailand untuk membahas dompet digital dan masalah lainnya. Dia mengkritik bank sentral Thailand atas kenaikan suku bunganya, dengan mengatakan hal tersebut merugikan usaha kecil pada saat inflasi rendah.
"Mungkin ada perbedaan pendapat, tapi harus ada pembicaraan," kata Srettha, seraya menambahkan ini adalah diskusi rutin.
Indeks harga konsumen (CPI) utama Thailand turun 0,83 persen pada Desember, menjadikannya bulan kedelapan berturut-turut di luar target inflasi bank sentral sebesar satu persen hingga tiga persen.
Rencana pemberian bantuan ini mendapat kecaman dari para ekonom dan beberapa mantan gubernur bank sentral yang mengatakan hal tersebut tidak bertanggung jawab secara fiskal dan memicu inflasi.