Ilustrasi, harga emas dunia. Foto: Unsplash.
Husen Miftahudin • 26 June 2024 12:19
Jakarta: Harga emas diprediksi akan mengalami penurunan yang masih akan berlanjut. Menurut Andrew Fischer dari Deu Calion Futures (DCFX), meskipun sebelumnya harga emas sempat mengalami kenaikan, tren kenaikan tersebut telah selesai dan saat ini harga emas sedang dalam fase penurunan.
Menurut Fischer, faktor eksternal seperti penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan antisipasi terhadap data inflasi PCE (personal consumption expenditure) juga memengaruhi harga emas.
"Secara teknikal dengan metode analisis tren dan analisis candlestick, analisis tren menunjukkan arah tren saat ini memang sedang menurun. Sementara analisis candlestick memberikan indikasi harga emas akan terus mengalami tekanan," ungkap Fischer dikutip dari analisis hariannya, Rabu, 26 Juni 2024.
Pada perdagangan Selasa (25/6), harga emas turun sebesar 0,4 persen menjadi USD2.325,56 per ons, sementara gold futures turun 0,3 persen menjadi USD2.337,35 per ons. Para pedagang emas cenderung menghindari logam mulia ini karena ketidakpastian mengenai prospek penurunan suku bunga AS.
Meskipun data inflasi untuk Mei menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan, tekanan harga masih relatif tinggi. Fokus minggu ini adalah pada data inflasi yang akan dirilis pada Jumat (28/6), PCE yang merupakan pengukur inflasi pilihan Federal Reserve, diharapkan menunjukkan inflasi yang sedikit menurun namun tetap di atas target tahunan bank sentral sebesar dua persen.
"Tingginya suku bunga AS saat ini memberikan dampak negatif bagi pasar logam, karena meningkatkan biaya peluang untuk berinvestasi pada aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas," jelas dia.
Baca juga: Harga Emas Dunia Terpeleset 0,6% |