Permintaan Batu Bara Bakal Melambat Imbas Tiongkok-India Sudah Simpan Stok

Ilustrasi, batu bara. Foto Istimewa.

Permintaan Batu Bara Bakal Melambat Imbas Tiongkok-India Sudah Simpan Stok

Fetry Wuryasti • 19 February 2024 10:40

Jakarta: Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menuturkan target kewajiban pasokan batu bara dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) di 2024 adalah sebesar 220 juta ton.
 
"Artinya target ini lebih besar 3,2 persen dibandingkan realisasi di tahun sebelumnya yang sebesar 213 juta ton," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Senin, 19 Februari 2024.
 
Realisasi DMO di 2023 telah melampaui target yang sebesar 177 juta ton atau melebihi target sebesar 120 persen. Realisasi yang melampaui target tersebut disebabkan adanya tambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru.
 
Untuk produksi batu bara, di 2024, pemerintah menargetkan produksi akan mencapai 710 juta ton. Jika melihat target DMO, maka target ekspor akan mencapai 490 juta ton.
 
Artinya, meski DMO meningkat, target produksi di tahun ini lebih rendah ketimbang realisasi batu bara di 2023 yang sebesar 775,2 juta ton.
 
"Kami memproyeksikan hal ini terjadi akibat mulai seimbangnya supply dan demand terlebih konsumen terbesar batu bara yaitu Tiongkok dan India, yang telah menimbun batu bara untuk persediaan," kata Nico.

Baca juga: Pelaku Usaha Tambang Batu Bara Diminta Mitigasi Penurunan Permintaan
 

Permintaan batu bara global menurun

 
Dijelaskan lebih lanjut, ketidakseimbangan antara supply dan demand tersebut menyebabkan permintaan batu bara global menurun meski negara-negara tersebut tetap melakukan impor, namun kuantitasnya tidak sebanyak biasanya.
 
Oleh karenanya, Nico memproyeksikan di tahun ini harga batu bara akan bertahan stabil untuk waktu yang cukup lama.
 
Namun masih terdapat kemungkinan harga batu bara akan merangkak naik jika peperangan antara Israel-Hamas, Ukraina-Rusia, dan konflik di Timur Tengah semakin memanas.
 
"Hal ini perlu menjadi perhatian mengingat batu bara menyumbang hampir sekitar 15 persen dari seluruh total ekspor Indonesia," kata Nico.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)