Serangan Israel hancurkan pemukiman warga di Gaza utara. (EPA)
Marcheilla Ariesta • 30 October 2024 08:09
Beit Lahiya: Setidaknya 93 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan Israel terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di kota Beit Lahiya di Gaza utara.
Petugas medis mengatakan, setidaknya 20 anak termasuk di antara yang tewas.
"Sejumlah korban masih tertimbun reruntuhan dan di jalan, dan ambulans serta kru pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka," kata kementerian kesehatan wilayah itu dalam sebuah pernyataan, dilansir dari The New Daily, Rabu, 30 Oktober 2024.
Ismail Al-Thawabta, direktur kantor media pemerintah Gaza menyebutkan, jumlah korban tewas mencapai 93.
Tidak ada komentar langsung dari Israel.
Sekutu utama Israel, Amerika Serikat (AS) mengatakan, khawatir dengan tingginya jumlah korban. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyebutnya sebagai "insiden mengerikan".
Pejabat AS telah menghubungi pemerintah Israel untuk menanyakan apa yang terjadi. Miller menambahkan bahwa ia mengetahui laporan bahwa banyak korban tewas adalah anak-anak.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan, mereka "terkejut" oleh salah satu serangan tunggal paling mematikan dalam hampir tiga bulan, dan menyerukan penyelidikan yang cepat dan transparan atas keadaan tersebut.
Rekaman video yang diperoleh Reuters menunjukkan beberapa mayat terbungkus selimut di tanah di luar gedung empat lantai yang dibom. Lebih banyak mayat dan korban selamat sedang dievakuasi dari bawah reruntuhan sementara para tetangga bergegas membantu penyelamatan.
"Ada puluhan martir (meninggal) – puluhan orang terlantar tinggal di rumah ini. Rumah itu dibom tanpa peringatan sebelumnya. Seperti yang Anda lihat, para martir ada di sana-sini, dengan potongan-potongan tubuh tergantung di dinding," kata Ismail Ouaida, seorang saksi yang membantu mengevakuasi mayat, dalam video tersebut.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan, beberapa orang tewas dan terluka dalam serangan udara Israel yang menghantam tiga rumah di Beit Lahiya.
Pada Senin, Layanan Darurat Sipil Palestina mengatakan sekitar 100.000 orang terjebak di Jabalia, Beit Lahiya, dan Beit Hanoun tanpa pasokan medis atau makanan.
Kementerian kesehatan mengatakan, mereka yang terluka dalam serangan Beit Lahiya tidak dapat menerima perawatan karena para dokter terpaksa mengungsi dari Rumah Sakit Kamal Adwan di dekatnya.
"Kasus kritis tanpa intervensi akan menyerah pada takdirnya dan meninggal," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Layanan darurat Gaza mengatakan operasinya terhenti karena serangan Israel selama tiga minggu ke Gaza utara. Israel menuturkan, kampanyenya adalah untuk menghancurkan kelompok Palestina Hamas, yang para pejuangnya telah berkumpul kembali di daerah tersebut dalam perang selama setahun.
Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel menewaskan 1.200 orang dan lebih dari 250 sandera ditangkap dan dibawa ke Gaza, menurut penghitungan Israel.
Jumlah korban tewas akibat serangan udara dan darat balasan Israel di Gaza telah melampaui 43.000, kata kementerian kesehatan Gaza pada Senin.
Perang Gaza telah memicu konflik yang lebih luas di Timur Tengah, dengan Israel mengebom Lebanon dan mengirim pasukan ke selatannya untuk melumpuhkan Hizbullah yang didukung Iran, sekutu Hamas.
Bahkan, Parlemen Israel mengesahkan undang-undang untuk melarang badan bantuan PBB di Palestina, UNRWA beroperasi di dalam negeri. Larangan yang membuat khawatir beberapa sekutu Barat Israel akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Gaza.
Baca juga: Israel Serang Penampungan Warga Palestina di Beit Lahia, 62 Orang Tewas