Rupiah Ditutup Tertekan di Rp15.495/USD

Ilustrasi. Foto: MI

Rupiah Ditutup Tertekan di Rp15.495/USD

Annisa Ayu Artanti • 27 August 2024 16:20

Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Selasa sore melemah.
 
Mengacu data Bloomberg, Selasa, 27 Agustus 2024, rupiah melemah 56,5 poin atau setara 0,37 persen menjadi Rp15.495 per USD.
 
Sementara berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah melemah 66 poin atau 0,43 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya menjadi Rpp15.490 per USD pad sore ini.
 
Pada penutupan perdagangan kemarin rupiah berada di posisi Rp15.424 per USD.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS tengah menguat pada perdagangan hari ini.

"Dolar menguat tipis pada Selasa dan mata uang utama diperdagangkan secara menyamping karena kekhawatiran yang masih ada atas ketegangan di Timur Tengah sebagian mengimbangi optimisme investor terhadap pemangkasan suku bunga AS yang akan segera terjadi," jelas Ibrahim.

Eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah

Eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah, dengan pertukaran rudal besar-besaran di antara mereka saat Hizbullah berupaya membalas atas pembunuhan seorang komandan senior bulan lalu.
 
Seorang jenderal tinggi AS mengungkapkan bahaya perang yang lebih luas telah sedikit mereda tetapi potensi serangan Iran terhadap Israel tetap menjadi risiko.

Di sisi lain, Ibrahim juga mengatakan mata uang utama bertahan mendekati level tertinggi dalam sejarah dan dolar mendekati level terendahnya dalam lebih dari setahun.

Hal itu dibantu oleh kemungkinan pemangkasan suku bunga AS pada September setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell kurang lebih menyetujui langkah tersebut dalam pidatonya di Jackson Hole pada Jumat.

Presiden Fed San Francisco Mary Daly juga mengatakan pengurangan seperempat poin persentase dalam biaya pinjaman bulan depan mungkin terjadi.

"Siklus kenaikan suku bunga agresif Fed dan ekspektasi tentang seberapa jauh suku bunga AS dapat naik lebih jauh telah menjadi pendorong besar kekuatan dolar selama dua tahun terakhir, membuat mata uang lain, tetap tertekan," ucap dia. 
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)