Rupiah Kamis Pagi Melemah Lagi ke Rp15.728/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Rupiah Kamis Pagi Melemah Lagi ke Rp15.728/USD

Husen Miftahudin • 25 January 2024 10:13

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini, setelah pada perdagangan kemarin juga mengalami pelemahan cukup dalam.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 25 Januari 2024, rupiah hingga pukul 09.48 WIB berada di level Rp15.728 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 15,5 poin atau setara 0,10 persen dari Rp15.713 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, greenback menandai awal yang kuat di 2024 karena data inflasi dan pasar tenaga kerja yang kuat membuat para pedagang sebagian besar mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed.

"Gagasan ini diperburuk oleh serangkaian komentar hawkish dari pejabat Fed selama seminggu terakhir," tutur Ibrahim.

Menurut dia, pelaku pasar sangat menantikan rilis Indeks Manajer Pembelian (PMI) awal hari ini dan laporan Produk Domestik Bruto (PDB) yang akan dirilis besok. Indikator-indikator ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai kesehatan perekonomian AS dan berpotensi memengaruhi sikap Federal Reserve terhadap kebijakan suku bunga.

Berdasarkan data FedWatch Tool CME, diperkirakan tidak ada perubahan langsung terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve pada pertemuan akhir Januari 2024.

Tanda-tanda ketahanan pertumbuhan ekonomi dan inflasi memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama.

"Data tersebut juga dikeluarkan hanya beberapa hari sebelum pertemuan pertama The Fed pada 2024, bank tersebut diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 23 tahun," tutur dia.

Baca juga: Potensi Pemotongan Suku Bunga Naik, Harga Emas Dunia Melonjak 0,11%
 

Ekonomi nasional masih bergairah


Menurut Ibrahim, para ekonom masih memegang optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 yang diprediksi sebesar 5,0 persen dan pada 2024 berada di kisaran 4,9 persen sampai 5,0 persen.

Terdapat lima sektor yang menjadi pendorong perekonomian di 2023 sebesar 5,0 persen, yakni sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi yang membentuk dua pertiga dari PDB.

Meski demikian, dari lima sektor tersebut, sektor perdagangan mengalami pelemahan. Kemudian, sektor lainnya masih cukup resilien termasuk pertanian, pertambangan, dan manufaktur.

"Memang ada beberapa di luar lima sektor ini yang perlambatannya cukup signifikan terutama di 2023 dan 2024, misalnya di sektor transportasi," terang Ibrahim.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2023 berada pada level 4,94 persen secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2023 secara tahunan (yoy) menurut lapangan usaha, didorong oleh sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 14,74 persen, jasa lainnya 11,14 persen, dan akomodasi makanan minuman 10,90 persen.

Sementara, menurut pengeluaran pertumbuhan ekonomi secara tahunan di kuartal III-2023, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 5,06 persen, PMTB 5,77 persen, dan konsumsi LNPRT 6,21 persen.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan ditutup melemah.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.700 per USD hingga Rp15.750 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)