Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. FOTO: Kemenkeu.
Media Indonesia • 29 November 2023 12:35
Jakarta: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 disusun dengan asumsi indikator ekonomi makro yang optimis. Itu juga disesuaikan dengan kewaspadaan terhadap dinamika perekonomian global maupun domestik yang diperkirakan akan terjadi.
"Asumsi dari indikator ekonomi 2024 tentu masih akan dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian global. Oleh karena itu, di dalam menjaga ekonomi kami juga diharuskan sekaligus menjaga kesehatan APBN," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Penyerahan DIPA dan Buku Alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2024, Rabu, 29 November 2023.
Berdasarkan hasil kesepakatan pemerintah dan DPR, diketahui target pendapatan negara dalam APBN 2024 dipatok sebesar Rp2.802,3 triliun. Itu akan diupayakan tercapai melalui optimalisasi penerimaan dan menjaga iklim investasi di dalam negeri.
Optimalisasi penerimaan dari sektor perpajakan, kata Sri Mulyani, akan terus didorong melalui kinerja ekonomi yang membaik dan pelaksanaan Undang Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
"Pemberian insentif perpajakan akan tetap dilakukan secara terarah dan terukur. Basis perpajakan juga akan diperluas dan ditingkatkan. Tingkat kepatuhan pajak akan terus diperbaiki," kata dia.
Optimalisasi juga diupayakan dari sisi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Itu bakal dilakukan dengan menjaga kualitas layanan publik hingga kelestarian lingkungan. Sebab PNBP juga berasal cukup besar dari sumber daya alam. Karenanya, PNBP juga perlu untuk ditingkatkan dari sisi tata kelola.
Sedangkan dari sisi belanja, pemerintah dan DPR sepakat alokasi belanja negara 2024 mencapai Rp3.325,1 triliun. Alokasi tersebut naik 8,6 persen dari belanja APBN 2023. Belanja negara tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.467,5 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp857,6 triliun.
Sri Mulyani yang karib disapa Ani itu mengatakan, belanja pemerintah pusat akan diarahkan untuk perbaikan kualitas sumber daya manusia yang memakan cukup besar alokasi APBN.
"Belanja negara 2024 juga ditujukan untuk menuntaskan infrastruktur-infrastruktur prioritas, percepatan transformasi ekonomi hijau, dan mendukung reformasi birokrasi serta aparatur negara," tutur dia.
Selain itu, belanja pemerintah juga akan ditujukan untuk mendukung pelaksanaan pemilihan umum dan dukungan untuk Pilkada. Belanja pemerintah juga diprioritaskan untuk memperkuat ketahanan dan keamanan Republik Indonesia.
Baca juga: Defisit Anggaran 2023 akan Turun Lebih Rendah dari Proyeksi