Israel Bubarkan Demonstran di Tel Aviv yang Menuntut Pertukaran Sandera Gaza

Sejumlah demonstran di Tel Aviv menuntut skema pertukaran sandera dengan Hamas. (Anadolu Agency)

Israel Bubarkan Demonstran di Tel Aviv yang Menuntut Pertukaran Sandera Gaza

Willy Haryono • 4 August 2025 13:24

Tel Aviv: Kepolisian Israel membubarkan secara paksa aksi demonstrasi yang berlangsung di jalan utama Tel Aviv pada Minggu, 3 Agustus, di saat para pengunjuk rasa menuntut pemerintah segera mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan kelompok Hamas di Gaza.

Menurut saluran televisi Channel 12, para demonstran Israel berusaha memblokir jalanan sibuk di pusat kota namun dihalangi dan disingkirkan oleh aparat. Beberapa peserta aksi ditangkap dengan tuduhan mengganggu ketertiban umum. Di antara massa terdapat pula keluarga dari para tawanan Israel.

Ibu dari sandera Nimrod Cohen menyampaikan pernyataan di tengah aksi, menyampaikan pesan langsung kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan para pejabat tinggi: “Saya menolak keras setiap upaya penyelamatan yang bisa membahayakan nyawa anak saya. Hanya kesepakatan komprehensif yang bisa membuatnya pulang dengan selamat.”

Keluarga para tawanan merilis pernyataan bersama yang memperingatkan bahwa perluasan perang di Gaza justru semakin mengancam nyawa orang-orang tercinta mereka.

“Netanyahu sedang menyiapkan tipuan terbesar. Omong kosong soal upaya penyelamatan yang terus diulang, sementara perang diperluas, hanyalah manipulasi publik,” ujar pernyataan tersebut, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin, 4 Agustus 2025.

“Perluasan perang akan membuat para tawanan, yang saat ini sudah dalam bahaya, berada dalam risiko kematian yang lebih besar. Mereka tidak akan mampu bertahan di putaran neraka yang baru,” tambahnya.

Sejumlah media Israel dalam beberapa hari terakhir melaporkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan operasi militer di Gaza di tengah negosiasi dengan Hamas yang kembali menemui jalan buntu.

Sebelumnya pada Minggu pagi, Kepala Staf Militer Israel Eyal Zamir memperingatkan bahwa serangan skala penuh terhadap Gaza dapat membahayakan para sandera Israel yang masih ditahan, demikian menurut laporan media lokal.

Pada Jumat lalu, sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, merilis video yang memperlihatkan sandera Israel Evyatar David dalam kondisi sangat kurus, tulangnya menonjol akibat kekurangan gizi yang parah.

Dalam video tersebut, ia duduk di tempat tidur dalam ruangan sempit, dengan tubuh terlihat jelas mengalami malnutrisi. Cuplikan lain memperlihatkan David berada dalam kendaraan bersama sandera lain, menyaksikan proses pembebasan tahanan Israel dalam pertukaran sebelumnya pada masa jeda pertempuran bulan Januari.

Perang Israel-Hamas

Sementara itu, sayap bersenjata kelompok Jihad Islam Palestina, Saraya al-Quds, mempublikasikan video terakhir sandera Rom Braslavski sebelum kelompok itu kehilangan kontak dengan unit yang menahannya.

Pemerintah Israel memperkirakan sekitar 50 warganya masih ditahan di Gaza, dengan 20 di antaranya diyakini masih hidup. Sementara itu, Israel sendiri menahan lebih dari 10.800 warga Palestina, yang menurut kelompok HAM lokal dan internasional, banyak di antaranya mengalami penyiksaan, kelaparan, dan penelantaran medis.

Sejak 7 Oktober 2023, militer Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza, menolak seruan internasional untuk gencatan senjata. Hingga kini, lebih dari 60.800 warga Palestina tewas, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.

Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang di wilayah kantong tersebut.

Baca juga:  Trump Disebut Mulai Percaya Netanyahu Hambat Gencatan Senjata di Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)