Otot Masih Kuat, Rupiah Pagi Ini Balik ke Level Rp16.200-an

Ilustrasi rupiah. Foto: dok BTN.

Otot Masih Kuat, Rupiah Pagi Ini Balik ke Level Rp16.200-an

Husen Miftahudin • 5 February 2025 09:38

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami kenaikan di tengah meningkatnya risiko ketegangan perdagangan global.

Mengutip data Bloomberg, Rabu, 5 Februari 2025, rupiah hingga pukul 09.21 WIB berada di level Rp16.296 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat sebanyak 55 poin atau setara 0,34 persen dari Rp16.351 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.304 per USD. Level tersebut naik sebanyak 35 poin atau setara 0,21 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya pada level Rp16.339 per USD.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan menguat.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.300 per USD hingga Rp16.360 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 

Baca juga: Dolar AS Makin Tergelincir Gegara Ulah Trump soal Tarif Impor
 

Tarif impor Trump ditunda


Presiden AS Donald Trump menunda rencana untuk mengenakan tarif perdagangan terhadap Kanada dan Meksiko. Namun, kenaikan mata uang regional terbatas, mengingat tarif 10 persen Trump terhadap Tiongkok masih akan berlaku.

Baik Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau maupun Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan mereka telah sepakat untuk memperkuat upaya penegakan hukum perbatasan sebagai tanggapan atas tuntutan Trump untuk menindak tegas imigrasi dan penyelundupan narkoba.

"Itu akan menghentikan sementara tarif sebesar 25 persen selama 30 hari, dengan tarif 10 persen untuk impor energi dari Kanada, yang telah ditetapkan untuk mulai berlaku pada Selasa. Sementara penundaan tarif untuk Meksiko dan Kanada telah memberi ruang bagi sentimen risiko untuk membaik dan berkontribusi pada pelemahan dolar AS," papar Ibrahim.

Trump berencana untuk berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping secepatnya minggu ini. Gedung Putih mengatakan, karena bea masuk 10 persen untuk semua barang Tiongkok akan mulai berlaku pada Selasa.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

PMI Manufaktur semakin ekspansi


Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia awal 2025 kembali mencatatkan kinerja solid dengan ekspansi di level 51,9, meningkat 1,37 persen dari Desember 2024 di level 51,2. Kenaikan produksi dan permintaan baru baik dari pasar domestik maupun mancanegara mendorong peningkatan ini.

"Kenaikan PMI manufaktur ini menjadi sinyal positif mengawali 2025. Momentum ini akan terus dijaga, pemerintah berkomitmen menjaga kinerja sektor riil serta mendukung kebijakan yang pro terhadap pertumbuhan industri," jelas Ibrahim.

Perkembangan sektor manufaktur pada Januari 2025 mencerminkan ekspansi aktivitas konsumsi dan dunia usaha yang konsisten sejak akhir tahun lalu. Pada Desember 2025, indeks penjualan riil (IPR) meningkat 1,0 persen secara tahunan (November: 0,9 persen) dan indikator konsumsi yaitu indeks keyakinan konsumen (IKK) yang dirilis Bank Indonesia ekspansif di level 127,7 (November: 125,9).

Sementara itu, inflasi pada Januari 2025 tercatat turun menjadi 0,76 persen (yoy) (Desember 2024: 1,57 persen). Secara bulan ke bulan, terjadi deflasi sebesar 0,76 persen (mtm) terutama didorong oleh program diskon tarif listrik di tengah kenaikan harga beberapa komoditas pangan akibat musim hujan.

"Pemerintah terus berupaya menjaga inflasi tetap terkendali guna mendukung terjaganya daya beli masyarakat, terutama menjamin akses pangan. Pemerintah berkomitmen untuk menjaga inflasi pada interval sasaran dengan dukungan koordinasi pusat dan daerah melalui TPIP dan TPID," papar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)