Puluhan Negara Desak Israel Buka Akses Bantuan Secara Penuh ke Gaza

Truk bantuan kemanusiaan bertolak menuju Jalur Gaza, Senin, 19 Mei 2025. (Anadolu Agency)

Puluhan Negara Desak Israel Buka Akses Bantuan Secara Penuh ke Gaza

Willy Haryono • 20 May 2025 16:02

Gaza: Uni Eropa dan lebih dari 20 negara menyerukan Israel untuk segera membuka penuh akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Mereka juga menuntut agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi kemanusiaan dapat menjalankan tugasnya secara independen dan netral.

Seruan ini disampaikan dalam pernyataan bersama dan dikutip kantor berita Anadolu Agency, Selasa, 20 Mei 2025, di saat Israel mulai mengizinkan masuknya bantuan dalam porsi terbatas ke Gaza.

Para menteri luar negeri dari negara-negara seperti Australia, Kanada, Jepang, dan Prancis menyatakan bahwa warga Gaza tengah menghadapi krisis kelaparan yang sangat mendesak dan harus segera mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.

Mereka menanggapi laporan bahwa kabinet keamanan Israel telah menyetujui mekanisme baru pengiriman bantuan ke Gaza—mekanisme yang tidak mendapat dukungan dari PBB maupun organisasi kemanusiaan lain.

Hal ini, menurut mereka, mempertegas pentingnya menjunjung prinsip-prinsip kemanusiaan secara konsisten dalam setiap konflik bersenjata di dunia.

“Bantuan kemanusiaan tidak boleh dipolitisasi, dan wilayah Palestina tidak boleh mengalami perubahan atau pengurangan demografis apa pun,” tegas pernyataan tersebut.

PBB pun kembali menegaskan perannya sebagai penyedia bantuan utama dan menyerukan kepada Israel untuk segera membuka kembali akses pengiriman bantuan secara penuh, serta menjamin kebebasan bagi PBB dan organisasi kemanusiaan dalam menjalankan mandatnya untuk menyelamatkan nyawa, mengurangi penderitaan, dan menjaga martabat manusia.

Pernyataan itu juga menyoroti pentingnya gencatan senjata segera dan pencarian solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian dan keamanan jangka panjang di kawasan.

“Inilah satu-satunya cara untuk menghadirkan masa depan yang stabil bagi rakyat Israel dan Palestina,” tulis mereka.

Pernyataan bersama ini ditandatangani oleh pejabat Uni Eropa serta menteri luar negeri dari Australia, Kanada, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Islandia, Irlandia, Italia, Jepang, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Portugal, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Inggris.

Sementara itu, sejak 2 Maret lalu, Israel telah menutup seluruh jalur penyeberangan ke Gaza, termasuk untuk bantuan makanan, obat-obatan, dan keperluan kemanusiaan. Penutupan ini memperparah krisis kemanusiaan yang sudah berlangsung lama.

Namun pada Minggu lalu, pemerintah Israel menyatakan akan kembali mengizinkan masuknya sejumlah bantuan makanan pokok untuk mencegah kelaparan massal.

Israel menyebut bahwa krisis kelaparan dapat mengancam kelanjutan Operasi Gideon's Chariot—nama yang digunakan untuk operasi darat Israel di wilayah utara dan selatan Gaza.

Serangan yang dimulai sejak Oktober 2023 ini telah menewaskan lebih dari 53.000 warga Palestina, mayoritas di antaranya perempuan dan anak-anak. (Nada Nisrina)

Baca juga:  Truk Bantuan Masuki Gaza usai Hampir Tiga Bulan Diblokade Israel

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)