Ilustrasi dolar AS. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 10 January 2025 08:29
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menguat untuk sesi ketiga berturut-turut pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB) karena Departemen Keuangan imbal hasil turun tetapi bertahan pada level tinggi karena kekhawatiran atas tarif di bawah pemerintahan Trump yang baru, sementara pelemahan sterling baru-baru ini berlanjut.
Mengutip data Yahoo Finance, Jumat, 10 Januari 2025, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, naik 0,12 persen menjadi 109,15, dengan euro turun 0,16 persen pada USD1,0301.
Imbal hasil Treasury AS telah mengalami tren naik, dengan catatan patokan 10 tahun mencapai level tertinggi 8-1/2 bulan sebesar 4,73 persen pada Rabu karena ekonomi yang tangguh dan kemungkinan tarif telah menghidupkan kembali kekhawatiran inflasi dan meningkatkan ekspektasi Federal Reserve akan mengambil jalur yang lebih lambat dalam pemotongan suku bunga.
Data ekonomi terkini telah menunjukkan pasar tenaga kerja pada pijakan yang kokoh dan risalah dari pertemuan Fed periode Desember menunjukkan para pembuat kebijakan mengemukakan kekhawatiran inflasi baru yang menunjukkan rencana pemerintahan baru dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pengangguran.
Investor akan mengamati laporan penggajian pemerintah utama pada Jumat untuk mengukur seberapa agresif bank sentral dalam memangkas suku bunga.
Baca juga: Rupiah Masih di Level Rp16.200/USD |