Aksi peringatan hari buruh Internasional (May Day) pada Kamis, 1 Mei 2025. Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim
Ahmad Mustaqim • 2 May 2025 08:32
Yogyakarta: Kabar buruk membayangi para pekerja di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Memperingati hari buruh Internasional (May Day) pada Kamis, 1 Mei 2025, justru ribuan buruh terancam gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
Pengurus Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) DIY, Waljid Budi Lestarianto mengatakan ada sekitar 10 ribu buruh yang terancam PHK, utamanya merekayang bekerja di sektor pariwisata. Kondisi itu sebagai dampak Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran pemerintah, baik pusat maupun daerah.
"Sekarang mereka sudah mengalami pemangkasan hari atau jam kerja. Lambat laun, pasti ada penurunan kesejahteraan," kata Budi di Yogyakarta, Jumat, 2 Mei 2025.
Inpres tersebut berimbas pada tidak adanya kegiatan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) di perhotelan yang dilakukan pemerintah pusat hingga daerah. Kondisi itu menyebabkan pendapatan perhotelan anjlok. Di sisi lain, ia menyebut sektor perhotelan paling banyak menyedot tenaga kerja.
Ditambah, sektor pariwisata tengah lesu dengan penurunan jumlah kunjungan wisatawan. Ini berimbas dengan okupansi penginapan. Di sisi lain, tidak terpakainya fasilitas hotel untuk berbagai kegiatan rapat dan sejenisnya bakal berdampak kepada para pekerja secara perlahan.
Baca: Temui Massa Aksi Mayday, Gubernur Khofifah Terima 17 Tuntutan Buruh |