PBB: Israel Bunuh Lebih dari 1.000 Warga Gaza yang Mencari Bantuan Sejak Mei

Israel kerap menyerang warga Palestina yang hendak mendapatkan bantuan di pusat distribusi Gaza. (Anadolu Agency)

PBB: Israel Bunuh Lebih dari 1.000 Warga Gaza yang Mencari Bantuan Sejak Mei

Willy Haryono • 23 July 2025 14:10

Gaza: Kantor HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa, 22 Juli, melaporkan bahwa lebih dari 1.000 warga Palestina telah tewas oleh tembakan pasukan Israel sejak Mei 2025 saat mereka mencoba mendapatkan makanan di Jalur Gaza. Sebagian besar korban jatuh di dekat lokasi distribusi bantuan yang dikelola oleh kontraktor asal Amerika Serikat.

Mengutip dari Gulf Today, Rabu, 23 Juli 2025, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa jumlah korban jiwa akibat perang sejak Oktober 2023 kini telah melampaui 59.000 orang.

Meski angka tersebut tidak membedakan antara warga sipil dan pejuang, lebih dari separuh korban merupakan perempuan dan anak-anak. PBB dan lembaga internasional menganggap data ini sebagai yang paling kredibel sejauh ini.

Sementara itu, serangan udara Israel pada Selasa dikabarkan menewaskan 25 orang di berbagai wilayah Gaza, menurut pejabat kesehatan setempat.

Kondisi di wilayah yang dihuni lebih dari 2 juta jiwa itu kian memburuk, dengan para ahli memperingatkan ancaman kelaparan akibat blokade Israel dan agresi militer yang telah berlangsung hampir dua tahun. Kehancuran sistem hukum dan ketertiban telah menyebabkan maraknya penjarahan serta kekacauan di sekitar distribusi bantuan.

Israel menuduh Hamas telah menyalahgunakan bantuan—meski tidak memberikan bukti yang cukup—dan menyalahkan lembaga-lembaga PBB karena dianggap gagal menyalurkan bantuan yang telah diizinkan masuk.

Militer Israel mengklaim hanya menembakkan tembakan peringatan di sekitar lokasi bantuan. Sementara itu, Gaza Humanitarian Foundation (GHF), kontraktor bantuan asal AS yang didukung Israel, membantah laporan PBB dan menyebutnya sebagai statistik yang "salah dan dibesar-besarkan".

Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikelola oleh pemerintah Hamas dan diisi oleh tenaga medis profesional, menyatakan bahwa sebanyak 101 orang, termasuk 80 anak-anak, meninggal dunia dalam beberapa hari terakhir akibat kelaparan. Klaim ini belum dapat diverifikasi secara independen, namun pejabat PBB dan lembaga kemanusiaan internasional menyatakan bahwa kondisi untuk terjadinya kelaparan sudah nyata di Gaza.

Sejak Mei, Israel mulai melonggarkan blokade selama 2,5 bulan dengan mengizinkan masuknya bantuan melalui sistem PBB serta jalur baru yang dikelola GHF. Namun, organisasi bantuan menyatakan volume bantuan yang masuk masih jauh dari cukup.

Pada Selasa, puluhan warga Gaza mengantre di dapur umum di Kota Gaza, berharap mendapatkan semangkuk sup tomat encer. Sebagian kecil dari mereka mendapat potongan terong. Saat persediaan habis, kerumunan saling dorong dan berebut untuk sampai ke barisan depan.

Nadia Mdoukh, seorang ibu hamil yang tinggal di tenda bersama suami dan tiga anaknya, mengaku khawatir terinjak atau terkena serangan panas akibat suhu siang hari yang melampaui 32 derajat Celsius.

“Saya lakukan ini demi anak-anak saya,” katanya. “Ini adalah kelaparan—tak ada roti, tak ada tepung.”

Program Pangan Dunia (WFP) PBB menyebut krisis kelaparan di Gaza telah mencapai "tingkat keputusasaan yang mencengangkan.” Direktur darurat WFP, Ross Smith, pada Senin lalu menyatakan hampir 100.000 perempuan dan anak-anak mengalami malnutrisi akut berat, sementara sepertiga populasi Gaza tidak makan selama beberapa hari berturut-turut.

Baca juga:  Ratusan Lembaga Internasional Peringatkan Kelaparan Massal di Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)