Jakarta: Direktorat Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang (PPA PPO) Bareskrim Polri menggelar kegiatan Rise and Speak ngabuburit bersama santri di Pondok Pesantren Islam El Nur El Kassyaf, Bekasi. Acara ini bertujuan memberikan edukasi tentang perlindungan perempuan dan anak serta pencegahan kekerasan hingga perdagangan orang di lingkungan pesantren.
"Kami hadir untuk memastikan setiap individu, terutama kelompok rentan seperti perempuan dan anak, mendapatkan perlindungan maksimal. Dalam Islam pun, Rasulullah SAW mengajarkan untuk bersikap lembut dan saling menghormati," kata Dirtipid PPA-PPO Bareskrim Polri Brigjen Nurul Azizah dalam keterangan tertulis, Jumat, 21 Maret 2025.
Nurul mengatakan banyak modus perdagangan orang yang kerap menargetkan kalangan muda dengan iming-iming pekerjaan di luar negeri. Maka itu, ia mewanti-wanti para santri untuk tidak mudah tergiur dengan tawaran kerja di luar negeri yang menjanjikan gaji tinggi tanpa prosedur resmi.
"Jika ada tawaran seperti itu, pastikan untuk melalui jalur yang sah dan lakukan pengecekan ke kementerian atau lembaga terkait agar tidak menjadi korban perdagangan orang," imbau jenderal polisi wanita (polwan) bintang satu itu.
Mantan Kabag Penum Divisi Humas Polri ini berharap dengan kegiatan ini kesadaran para santri terhadap perlindungan diri semakin meningkat. Kemudian, dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
"Serta lebih waspada terhadap ancaman perdagangan manusia," katanya.
Sementara itu, Kasubdit II Dittipid PPA-PPO Bareskrim Polri Kombes Ganis Setyaningrum, mengingatkan pentingnya pendidikan moral dan mental bagi generasi muda. Dengan demikian, para santri memiliki masa depan yang lebih baik.
"Seorang pemimpin sukses lahir dari tantangan dan tekad yang besar," katanya.
Lalu, Kanit 5 Subdit II Dittipid PPA-PPO Bareskrim Polri, AKBP Ema menjelaskan tiga jenis kekerasan terhadap anak. Yaitu fisik, psikis, dan seksual. Para santri diminta mewaspadai tiga jenis kekerasan tersebut.
"Santri harus waspada dalam menggunakan handphone. Jangan takut untuk melapor jika mengalami kekerasan, baik kepada guru maupun orang tua," katanya.
Kegiatan ini dihadiri pimpinan pondok pesantren, KH. Ahmad Kholid Dawam, Lc, M.Hum., dan Ummi Nyai Hj. Sari Damayanti, SE, ST, SH, MT. Kemudian, perwakilan Polres Kabupaten Bekasi Kompol Endang Longla, serta Kapolsek Tambun Utara Kompol Huriyanti. Acara juga diikuti 1.300 santri dan santriwati.
Kabag SDM Polres Metro Bekasi Kompol Endang Longla, menyampaikan apresiasi terhadap antusiasme para santri dalam mengikuti program ini. Menurutnya, kegiatan ini menjadi wadah edukasi bagi santri tentang pentingnya perlindungan perempuan dan anak.
"Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi para santri dan pengasuh pondok pesantren," ujarnya.
Pesantren berkomitmen mencegah kekerasan
Sementara itu, KH. Ahmad Kholid Dawam, selaku pimpinan pondok pesantren menyambut baik program Polri ini. Ia menegaskan komitmen pesantren dalam mendidik santri agar menjadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab.
"Santri di sini, Insya Allah, telah dididik untuk tidak melakukan kekerasan. Kami juga menanamkan keberanian untuk berbicara jika mengalami perlakuan yang tidak pantas. Seperti sabda Rasulullah, orang yang memberi kasih sayang akan mendapatkan kasih sayang dari Tuhan," tuturnya.