Mendiang Diplomat ADP Meniti Karir Jadi Tutor Les Hingga Tewas Terlakban

Konferensi pers kuasa hukum dan keluarga mendiang Diplomat ADP. Metrotvnews.com/ Ahmad Mustaqim

Mendiang Diplomat ADP Meniti Karir Jadi Tutor Les Hingga Tewas Terlakban

Ahmad Mustaqim • 24 August 2025 16:11

Yogyakarta: Mendiang Diplomat Arya Daru Pangayunan (ADP) memulai karir dari non sebelum menjadi bagian Kementerian Luar Negeri. Mendiang ADP awalnya menjadi guru les Bahasa Inggris setelah lulus dari Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Gadjah Mada (UGM). 

"Arya Daru muda sesudah menikah bekerja sebagai tutor bahasa Inggris di Jakarta," kata ayah mendiang ADP, Subaryanto di Yogyakarta, Sabtu sore, 23 Agustus 2025.
 

Baca: Mendiang Diplomat ADP Sudah Urus Dokumen untuk Ajak Keluarga ke Finlandia
 
Di Jakarta, ADP tinggal di indekos kawasan Kelapa Gading saat masih jadi pengantin baru. Subaryanto mengatakan ADP saat itu mengetahui temannya sesama tutor bahasa Inggris mendaftar staf lokal di Kanada.

ADP kemudian meniru apa yang dilakukan temannya tersebut. Tidak di benua Amerika, ADP mendaftar jadi staf lokal di Myanmar. 

"Kala itu dia belum berstatus ASN, dia bekerja di sana untuk membiayai istrinya yang sudah hamil itu," jelas Subaryono. 

Di Myanmar, ADP bersua salah seorang diplomat Kemenlu. Subaryono menyebut diplomat tersebut mengetahui kapasitas dan kapabilitas ADP. ADP lantas diangkat jadi asisten utama diplomat tersebut untuk urusan politik. 

Medio 2013, ADP mengikuti tes hingga menjadi ASN Kemenlu pada 2014. Karir ADP di Kemenlu dimulai dengan penempatan di Timor Leste kemudian Argentina. Subaryanto mengaku dalam periode tertentu kerap dikabari ADP berada di mana. 

"Dia selalu mengabarkan keberadaanya kepada kami, karena sudah canggih tak ada jarak," jelas Subaryono. 

Pada perkembangannya, ADP ditempatkan di Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI), Kemenlu. Subaryono menilai pekerjaan yang ADP jalani tak seperti ASN lain di Kemenlu. 

"Kerjaan itu mungkin tak seperti yang ada di tivi, yang mana diplomat pakai jas, dasi, masuk ruangan untuk melakukan negosiasi atau apa," ucap Subaryono menirukan perkataan ADP saat itu.

ADP mulai bergelut dalam perlindungan WNI yang hadapi persoalan. Menurutnya ADP saat itu harus siap kapan saja dipanggil karena ada WNI hadapi masalah. 

Ia mencontohkan ketika ada WNI di luar negeri alami kecelakaan dan meninggal, ADP mengurus pemulangan jenazah. ADP harus berkoordinasi dengan keluarga atau kerabat WNI di Indonesia. 

Dalam ingatan Subaryono, ADP pernah ditugaskan di Arab Saudi menjadi ketua tim untuk melakukan terapi ke TKW dan TKI. Bagi Subaryono, pekerjaan ADP sejalan dengan karakternya yang biasa 'melawan arus'. 

"Itulah pekerjaan Daru sebagai diplomat dan selama ini selalu mengatakan, 'I am ok," ungkap Subaryono. 

Sebelum meninggal Subaryono menyatakan ADP dipromosikan untuk menempati wilayah kerja di Finlandia. Subaryono mengaku gembira saat itu. Beragam persiapan lantas disiapkan, termasuk passpor untuk keluarganya. 

Anak-anak ADP juga sudah dikabarkan berpamitan dari sekolahnya di Yogyakarta untuk pindah ke Finlandia. Agenda pindah ke Eropa kandas dan Subaryanto masih menyimpan tanda tanya atas kematian ADP. 

"Itu perjalanan hidup kami dengan perjuangan yang luar biasa dan itu hilang. Kami tak membayankan anak kami meninggal dengan cara seperti itu, apa salah kami? Dan suatu saat akan terungkap kebenaran," beber Subaryono. 

Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan, 39, yang ditemukan dengan kepala terlilit lakban di indekosnya kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025. Jenazah ADP telah dimakamkan di Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. 

Kepolisian telah mengumumkan ADP diduga bunuh diri. Sementara gawai ADP juga disebut hilang. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)