Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 18 February 2025 21:55
Riyadh: Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa kemungkinan Ukraina bergabung ke aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) merupakan ancaman langsung bagi Moskow. Ia menegaskan hal tersebut merupakan “akar penyebab” terjadinya “operasi militer khusus” Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Pernyataan Lavrov disampaikan kepada awak media usai dirinya bertemu delegasi Amerika Serikat (AS) di Riyadh, Arab Saudi, Selasa, 18 Februari 2025, dalam dialog perang Rusia-Ukraina yang dilakukan tanpa melibatkan Kyiv dan negara-negara Eropa.
Pekan lalu, Kepala Pentagon Pete Hegseth mengatakan bahwa Ukraina harus membatalkan upayanya untuk bergabung dengan NATO, yang oleh para kritikus dipandang sebagai konsesi awal kepada Rusia.
"Kami telah menunjukkan dengan jelas kepada teman-teman kami hari ini, dan (Presiden Rusia Vladimir) Putin telah berulang kali menjelaskan, bahwa niat NATO untuk membawa Ukraina di bawah NATO merupakan ancaman langsung terhadap kedaulatan dan kepentingan Rusia," kata Lavrov, dikutip dari Al Jazeera.
Ia mengatakan pengerahan pasukan apa pun di Ukraina di bawah bendera NATO atau Uni Eropa, "tidak dapat diizinkan dan tidak dapat diterima."
Lavrov juga mengatakan bahwa AS dan Rusia telah menyepakati berbagai topik, termasuk memulihkan staf diplomatik kedua negara, meluncurkan proses untuk melanjutkan pembicaraan tentang Ukraina, menjajaki penghapusan hambatan ekonomi, dan meletakkan dasar bagi pertemuan Putin-Trump.
"Saya yakin pembicaraan itu bermanfaat dan konstruktif," ujar Lavrov.
Baca juga: Rusia Minta NATO Tarik Janji Keanggotaan untuk Ukraina