Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 27 May 2025 16:03
Kyiv: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa berdasarkan laporan intelijen, Rusia tengah mempersiapkan serangan ofensif baru terhadap wilayah Ukraina. Hal ini ia ungkapkan dalam pidatonya pada 26 Mei, usai menggelar pertemuan dengan jajaran komando militer.
Pertemuan itu membahas sejumlah aspek, termasuk tindakan militer Rusia saat ini, kesiapan pasukannya, kapasitas industri pertahanan Rusia, serta langkah-langkah yang diambil Ukraina untuk menghadapi potensi eskalasi.
"Data intelijen dan sumber terbuka menunjukkan bahwa Rusia tidak menunjukkan itikad baik untuk mengakhiri konflik. Tidak ada keseriusan dalam pendekatan diplomatik mereka,” ujar Zelensky, seperti dikutip Novinite, Selasa, 27 Mei 2025.
“Sebaliknya, mereka justru tengah menyiapkan dasar-dasar untuk serangan baru," samvbung dia.
Zelensky juga menegaskan bahwa Moskow mengabaikan aspirasi global yang mendesak tercapainya solusi damai, dan menyerukan agar negara-negara mitra Ukraina menyampaikan temuan intelijen ini secara langsung kepada pemerintah masing-masing.
Sementara itu, Kanselir Jerman Friedrich Merz mengumumkan bahwa mitra-mitra Barat kini telah mencabut pembatasan terhadap jarak tempuh senjata yang dikirim ke Ukraina. Dalam pernyataannya pada 26 Mei, Merz menyebut Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat telah memberi izin bagi Ukraina untuk menyerang target militer di dalam wilayah Rusia.
Perubahan kebijakan ini menandai pergeseran besar dalam pendekatan Barat. Sebelumnya, peluru kendali jarak jauh seperti ATACMS, Storm Shadow, dan SCALP hanya boleh digunakan di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.
Namun sejak akhir 2024, pemerintahan Biden dan sekutu-sekutunya telah melonggarkan aturan tersebut.
Merz menambahkan bahwa meskipun Ukraina hanya menyasar fasilitas militer, Rusia justru terus menyerang lokasi sipil, termasuk rumah sakit dan panti jompo.
Ia juga mengisyaratkan keinginannya untuk mencabut larangan pengiriman rudal jelajah Taurus yang memiliki jangkauan hingga 500 kilometer, namun belum mengonfirmasi apakah pengiriman itu akan dilakukan.
Mantan Presiden AS Donald Trump menanggapi kebijakan baru tersebut dengan kritik tajam. Ia menyebut bahwa keputusan mengizinkan Ukraina menyerang target di wilayah Rusia akan menghambat upaya diplomatik yang ia klaim sedang dijalankannya untuk menengahi perdamaian antara Kyiv dan Moskow. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Ukraina Diserang 900 Drone dalam 72 Jam, Zelensky Tuding Rusia Permainkan Diplomasi