Setelah Ijazah Dinyatakan Asli, Dokter Tifa Masih Pertanyakan Keaslian Map Ijazah Jokowi

Jakarta: Setelah Bareskrim Polri menyatakan bahwa ijazah Presiden Joko Widodo asli dan menutup kasus hukum terkait tuduhan ijazah palsu, sorotan kini bergeser pada keaslian map ijazah yang ditunjukkan ke publik.

Pada Jumat, 23 Mei 2025, akun X milik Dokter Tifa mempublikasikan tiga foto map ijazah dan mempertanyakan keaslian bentuk fisiknya yang tidak sesuai dengan standar lama Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Map ijazah Sarjana S1 UGM seperti ini," tulis Dokter Tifa, seraya menjelaskan bahwa sejak ayah-ibunya lulus dari UGM pada tahun 1968 dan 1970, dua kakaknya pada 1990 dan 1991, serta dirinya sendiri pada 1995, bentuk map ijazah UGM selalu konsisten: landscape (horizontal), bagian depan terdiri dari dua bagian, bagian atas ada logo dan tulisan Universitas Gadjah Mada, bagian bawah plastik bening, serta bagian belakang hitam polos tanpa tulisan.

Dalam unggahan tersebut, Dokter Tifa membandingkan foto map ijazah miliknya dengan salah satu map hitam vertikal yang diduga terkait ijazah Presiden Jokowi.

"Jadi ketika versi lain di foto ketiga, map hitam, portrait/vertikal, logo UGM vertikal di bawah ada nama dst, saya jadi bingung, itu map ijazah UGM cabang mana?" tambah Doktor Tifa.

Pernyataan itu menuai berbagai tanggapan dari warganet, baik yang mendukung pertanyaan tersebut maupun yang menganggapnya sebagai polemik lanjutan yang tidak substansial setelah hasil forensik menyatakan dokumen ijazah Jokowi asli.

Sebelumnya, pada Kamis, 22 Mei 2025, Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro menyampaikan bahwa pihaknya telah memeriksa 39 saksi dari pihak UGM dan rekan-rekan semasa kuliah Jokowi, serta melakukan uji forensik terhadap dokumen.
 

Baca Juga: 4 Aplikasi Pengetikan dengan Times New Roman Sebelum Microsoft Word

Hasilnya menunjukkan bahwa ijazah SMAN 6 Solo dan Fakultas Kehutanan UGM milik Jokowi identik dengan dokumen resmi dan berasal dari satu produk yang sah.

"Maka antara bukti dan pembanding adalah identik atau berdasar dari satu produk yang sama," ujar Djuhandhani di Bareskrim, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Mei 2025.

Ia juga menyatakan bahwa penyelidikan bukan semata menjawab aduan masyarakat, tetapi juga memberi pemahaman berbasis fakta kepada publik agar tidak ada lagi kebingungan atau disinformasi.

"Kami dari kepolisian memberikan pemahaman atau ke masyarakat fakta yang kita dapatkan sehingga kita semua berharap situasi negara ini menjadi semakin tenang," ucapnya.

Penyelidikan ini sendiri diawali dari laporan informasi yang diajukan oleh Eggi Sudjana melalui Tim Pembela Ulama dan Aktivis, disertai surat perintah penyelidikan dan penugasan dari Dittipidum Polri sejak awal April 2025.

Meski kasus dihentikan secara resmi, unggahan Dokter Tifa menjadi sorotan karena membuka babak baru pertanyaan publik—bukan soal konten dokumen, melainkan elemen pendukungnya seperti map ijazah.

Hingga saat ini, belum ada klarifikasi resmi dari pihak UGM mengenai apakah bentuk map ijazah bisa bervariasi antar periode, fakultas, atau jenis kelulusan.

Sebagian pengamat hukum menilai bahwa setelah penutupan penyelidikan oleh Polri, pertanyaan soal bentuk map tidak lagi relevan secara hukum, kecuali jika ditemukan bukti baru yang signifikan.