Saham Berjangka AS Anjlok

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Saham Berjangka AS Anjlok

Eko Nordiansyah • 7 July 2025 08:42

Washington: Indeks saham berjangka AS jatuh pada Minggu malam, 6 Juli 2025 di tengah meningkatnya ketidakpastian atas rencana Presiden Donald Trump untuk tarif perdagangan. Sementara data penggajian yang kuat menimbulkan keraguan kapan Federal Reserve akan memangkas suku bunga.

Fokus sekarang tertuju pada penetapan tarif Trump terhadap mitra dagang utama AS, yang menurut presiden akan dilakukannya dalam beberapa minggu mendatang. Namun, Trump tampaknya telah memperpanjang batas waktu tarif hingga 1 Agustus dari 9 Juli.

Data penggajian nonpertanian yang lebih panas dari perkiraan untuk Juni, yang dirilis pada hari Kamis, juga membebani. Para pedagang terlihat memangkas taruhan mereka pada pemangkasan suku bunga pada bulan Juli dan September setelah pembacaan tersebut.

Dilansir dari Investing.com, harga berjangka turun setelah akhir pekan Hari Kemerdekaan, dengan Wall Street bersiap untuk aksi ambil untung dan volatilitas setelah S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi pada Kamis, 3 Juli 2025.

Harga berjangka S&P 500 turun 0,3 persen menjadi 6.303,0 poin, sementara harga berjangka Nasdaq 100 turun 0,3 persen menjadi 22.987,0 poin. Harga berjangka Dow Jones turun 0,3 persen menjadi 44.972,0 poin.
 

Baca juga: 

Turunkan Suku Bunga, Bank Sentral Uni Eropa Diprediksi Tunggu hingga September



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Trump tunda tarif hingga 1 Agustus

Trump mengisyaratkan minggu lalu ia akan mulai mengirim surat ke negara-negara ekonomi utama yang menguraikan tarif yang direncanakannya terhadap mereka, meskipun bea masuk sekarang akan berlaku mulai 1 Agustus, bukan 9 Juli.

Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu bahwa Trump akan menetapkan tarif dan potensi kesepakatan sekarang.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan tarif akan diberlakukan seperti yang diuraikan pada bulan April jika tidak ada kesepakatan perdagangan yang dicapai pada tanggal 1 Agustus, tetapi ia berharap untuk mengumumkan lebih banyak kesepakatan perdagangan dalam beberapa hari mendatang.

Hal ini membuat pasar tidak yakin tentang seberapa tinggi tarif Trump, mengingat bahwa presiden pada awal April telah mengumumkan tarif setinggi 50 persen pada negara-negara ekonomi utama.

Washington telah menandatangani beberapa kesepakatan perdagangan sejak April, yakni dengan Inggris dan Vietnam, dan kesepakatan perdagangan kerangka kerja dengan Tiongkok. Fokus utamanya adalah apakah kesepakatan dagang akan ditandatangani dengan negara-negara ekonomi besar seperti Jepang, Uni Eropa, dan India.

Spekulasi pemotongan suku bunga bawa volatilitas

Indeks Wall Street ditutup pada rekor tertinggi pada hari Kamis, didukung oleh harapan bahwa Trump akan kembali menunda rencananya untuk mengenakan tarif perdagangan. Tanggal 1 Agustus dianggap akan memperkuat gagasan ini.

Kekuatan dalam saham teknologi juga mendorong Wall Street, karena perusahaan-perusahaan kecerdasan buatan seperti Nvidia mengalami pembelian yang diperpanjang.

Namun, indeks Wall Street diperkirakan akan menghadapi beberapa volatilitas dalam sesi-sesi mendatang, terutama setelah pembacaan gaji nonpertanian hari Kamis melihat pasar secara tajam mengurangi ekspektasi untuk pemotongan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

S&P 500 naik 0,8 persen menjadi 6.279,35 poin pada hari Kamis, sementara NASDAQ Composite naik satu persen menjadi 20.601,10 poin. Dow Jones Industrial Average naik 0,8 persen menjadi 44.828,53 poin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)