Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Anadolu
Kyiv: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengambil langkah tegas dengan memecat Menteri Kehakiman Herman Halushchenko dan Menteri Energi Svitlana Grynchuk menyusul tuduhan keterlibatan mereka dalam skema korupsi sektor energi senilai USD100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun.
Keputusan ini diumumkan di tengah meningkatnya kemarahan publik terhadap praktik suap yang diduga melibatkan mantan mitra bisnis Zelensky sendiri, Timur Mindich.
"Harus ada integritas maksimal di sektor energi, dalam semua proses tanpa kecuali. Saya mendukung setiap penyelidikan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dan pejabat anti-korupsi," ujar Zelensky menegaskan komitmennya, dikutip dari The Guardian, Kamis, 13 November 2025.
Zelensky juga menambahkan bahwa situasi sulit yang sedang dihadapi Ukraina mulai dari pemadaman listrik hingga serangan Rusia membuat praktik korupsi menjadi "sangat tidak dapat diterima."
Skema korupsi dan pelaku
Badan Anti-Korupsi Nasional Ukraina (Nabu) telah melakukan penyelidikan selama 15 bulan terhadap perusahaan energi nuklir negara Energoatom. Mindich, yang disebut sebagai dalang skema ini, dilaporkan melarikan diri ke Israel beberapa jam sebelum penyidik tiba di apartemennya di Kyiv.
Mindich diduga memaksa mitra bisnis Energoatom membayar suap 10-15 persen untuk menghindari pemblokiran pembayaran atau kehilangan status pemasok.
Rekaman audio yang dirilis Nabu mengungkap percakapan para tersangka menggunakan nama sandi Halushchenko disebut "Professor" sementara Mindich dijuluki "Karlson".
Oleksiy Chernyshov, mantan wakil perdana menteri yang sudah terdakwa dalam kasus terpisah, juga terdengar membahas pembayaran tunai USD500.000 atau sekitar Rp8,3 miliar yang akan diambil istrinya.
Respons masyarakat
Pemecatan ini menjadi ujian besar bagi kepemimpinan Zelensky di tengah perang yang masih berlangsung. Sevgil Musaieva, editor Ukrainian Truth, memperingatkan bahwa kasus ini berisiko menjadi "titik balik dalam kepresidenan Zelensky" dan menuntut pertanggungjawaban nyata bukan sekadar kata-kata.
Krisis diperparah dengan upaya Juli lalu ketika Zelensky sempat menyetujui RUU yang melemahkan kewenangan Nabu, memicu protes besar-besaran hingga akhirnya ia menarik kembali kebijakan tersebut.
Ribuan demonstran waktu itu berkumpul di luar kantor presiden dengan yel-yel "malu" dan "veto undang-undang," mencerminkan erosi kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Dengan ditahannya penyelidik Nabu Ruslan Magamedrasulov yang terlibat penyelidikan Energoatom, Zelensky kini menghadapi tantangan ganda: membersihkan pemerintah dari korupsi sambil mempertahankan legitimasi di mata publik yang semakin skeptis.
(Muhammad Adyatma Damardjati)