Ribuan Orang Berunjuk Rasa Menentang Trump di Seantero AS

Para pengunjuk rasa menentang Trump tentang deportasi, pemecatan pegawai pemerintah, dan konflik di Gaza serta Ukraina. (Anadolu Agency)

Ribuan Orang Berunjuk Rasa Menentang Trump di Seantero AS

Willy Haryono • 20 April 2025 12:09

Washington: Ribuan orang berunjuk rasa di Washington dan kota-kota lain di seluruh Amerika Serikat (AS) sepanjang Sabtu untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap kebijakan Presiden Donald Trump tentang deportasi, pemecatan pegawai pemerintah, dan konflik di Gaza serta Ukraina.

Lebih dari 700 acara yang direncanakan merupakan bagian dari gerakan 50501 (50 protes, 50 negara bagian, satu hari), sebuah inisiatif akar rumput yang menyerukan protes nasional.

Hunter Dunn, juru bicara 50501, menggambarkannya sebagai "gerakan akar rumput yang pro-demokrasi, pro-Konstitusi, anti-eksekutif yang melampaui batas, dan tanpa kekerasan."

Di luar Gedung Putih, para pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan "Pekerja harus memiliki kekuasaan," "Hentikan mempersenjatai Israel," dan "Proses hukum," menurut rekaman media dan dikutip CGTN, Minggu, 20 April 2025.

Beberapa demonstran meneriakkan dukungan bagi para migran yang telah dideportasi atau akan dideportasi oleh pemerintahan Trump sambil mengekspresikan solidaritas dengan orang-orang yang dipecat oleh pemerintah federal dan dengan universitas-universitas yang pendanaannya terancam oleh Trump.

"Ketika Trump dan pemerintahannya memobilisasi penggunaan mesin deportasi AS, kami akan mengorganisasi jaringan dan sistem perlawanan untuk membela tetangga kami," ujar seorang pengunjuk rasa dalam sebuah demo di Lafayette Square dekat Gedung Putih.

Pengunjuk rasa lainnya melambaikan bendera Palestina sambil mengenakan syal keffiyeh, meneriakkan "bebaskan Palestina" dan mengekspresikan solidaritas dengan warga Palestina yang tewas dalam perang Israel di Gaza.

Beberapa demonstran membawa simbol-simbol yang mengekspresikan dukungan untuk Ukraina dan mendesak Washington untuk bersikap lebih tegas dalam menentang serangan Rusia di Ukraina.

Protes Nasional

Sejak pelantikannya pada bulan Januari, Trump dan sekutu miliardernya, Elon Musk, telah ‘menghancurkan’ pemerintah federal, memecat lebih dari 200.000 pekerja dan berupaya membubarkan berbagai lembaga.

Pemerintah AS juga telah menahan sejumlah mahasiswa asing dan mengancam akan menghentikan pendanaan federal untuk universitas atas program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi, inisiatif iklim, dan protes pro-Palestina. Kelompok hak asasi manusia telah mengecam kebijakan tersebut.

Di dekat Monumen Washington, spanduk dari para pengunjuk rasa bertuliskan: "kebencian tidak pernah membuat negara mana pun hebat" dan "hak yang sama untuk semua tidak berarti hak yang lebih sedikit untuk Anda."

Demonstrasi juga diadakan di New York City, Chicago, dan puluhan lokasi lainnya. Ini menandai hari kedua protes nasional sejak Trump menjabat.

Protes juga direncanakan di luar dealer mobil Tesla terhadap penasihat Trump, Elon Musk, dan perannya dalam merampingkan pemerintah federal. Sebagian lain menyelenggarakan acara yang lebih berorientasi pada layanan masyarakat seperti pengumpulan makanan, pengajaran, dan menjadi sukarelawan di tempat penampungan lokal.

Di tempat lain di D.C., protes terjadi di luar kediaman Wakil Presiden AS JD Vance di halaman Observatorium Angkatan Laut AS. Penyelenggara 50501 menyelenggarakan kampanye gotong royong di pusat kota, mengumpulkan makanan, perlengkapan bayi, dan perlengkapan kebersihan.

"Rakyat kita sedang tertekan," demikian bunyi brosur acara tersebut.

"Di-PHK, tertinggal, dikurung. Pekerja federal. Tetangga. Keluarga kolektif. Ini bukan hal baru, dan kita selalu saling memiliki. Gotong royong adalah cara kita melawan. Gotong royong adalah cara kita menang."

Baca juga:  Protes Massal Warnai Kebijakan Trump di AS dan Eropa

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)