Asosiasi AI Indonesia soal Maraknya Deepfake: Perbaikan Aturan Harus Selalu Prioritas

Wakil Ketua Umum Asosiasi Artificial Intelligence Indonesia, Oce Priatna. Metrotvnews.com/Surya Perkasa

Asosiasi AI Indonesia soal Maraknya Deepfake: Perbaikan Aturan Harus Selalu Prioritas

Surya Perkasa • 18 September 2025 13:47

Jakarta: Penyalahgunaan konten hasil kecerdasan buatan (generative AI content) semakin banyak bermunculan di Indonesia. Seiring berkembangnya teknologi AI, aturan dan edukasi pemanfaatan kecerdasan buatan harus terus disesuaikan.

"AI ini akan berkembang terus. Perbaikan-perbaikan di dalam aturan tentunya akan selalu diprioritaskan oleh pemerintahan Indonesia," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Artificial Intelligence Indonesia, Oce Priatna, Jakarta, Rabu, 17 September 2025.

Teranyar, konten deepfake mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat menyebabkan publik berang. Kementerian Keuangan langsung mengeluarkan klarifikasi terkait video tersebut.

Oce menyebut kasus tersebut menjadi contoh bentuk hasil kerja AI yang semakin sulit dibedakan dengan video asli. Ini yang membuat peraturan soal AI harus diadaptasi dengan semakin berkembangnya teknologi AI. Indonesia sendiri, kata Oce, sudah mengadopsi aturan EU AI Act yang dipakai di Uni Eropa.

"Ada domain-domain tertentu yang tidak boleh dimasuki oleh AI. Misalnya tidak bisa membuat isu terkait SARA," kata Oce.
 

Baca: 
Lonjakan Kasus Deepfake Libatkan Ribuan Remaja Korea Selatan

Oce yang membidangi Riset dan Pengembangan AI di asosiasi menambahkan, edukasi masyarakat juga harus terus dimasifkan seiring makin mudahnya masyarakat mengakses berbagai fitur AI. Masyarakat kerap hanya mengikuti tren tanpa memahami fungsi, potensi, hingga risiko penggunaan AI.

Misalnya, bahaya penyalahgunaan biometrik dari foto wajah yang dipakai untuk aplikasi foto atau video AI dapat tersebar di deepweb.

"Bagaimana supaya kita tidak terpengaruh oleh data-data yang tidak tepat dari AI itu sendiri. Bagaimana kita tidak menjadi konsumen dari si AI, tetapi menjadi produsen," tegas Oce.


Pakar AI, Rudianto, menjelaskan peran dan potensi pemanfaatan kecerdasan buatan dalam berbagai lini kehidupa. Metrotvnews.com/Surya Perkasa

Edukasi seluruh elemen masyarakat

Oce mengatakan seluruh industri harus semakin melek dengan kehadiran AI yang menembus banyak sendi sosial dan ekonomi. Salah satu misi Asosiasi AI Indonesia ialah membuat seluruh elemen memahami fungsi dan peran kecerdasan buatan, mulai dari pemerintah, swasta, akademisi, hingga masyarakat umum.

Salah satunya workshop yang digelar Asosiasi AI Indonesia di Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI4.0). Acara yang diikuti perwakilan media massa, guru, hingga content creator pada Rabu, 17 September 2025, mengajarkan sejarah AI hingga pemanfaatannya dalam kerja praktis sesuai bidang kerja.

"AI menjadi asisten yang akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja mereka. Jadi AI bukanlah pengganti, tetapi AI adalah asisten yang akan mempercepat proses kerja," kata Oce usai kegiatan workshop bertajuk The Creative Catalyst : Elevating Your Impact - Mastering AI Workflows for Smart Content and Campaign.

Asosiasi AI Indonesia berharap seluruh elemen masyarakat dapat memanfaatkan kecerdasan buatan. "Peran asosiasi AI untuk
mengedukasi bagaimana, kita (Indonesia) bisa memanfaatkan AI dengan baik," tegas Oce.
 
Baca: 
Perbankan-Fintech Berjibaku Lindungi Konsumen dari Penipuan Digital
 


Tim PIDI4.0 menjelaskan pemanfaatan AI dalam industri manufaktur. Metrotvnews.com/Surya Perkasa
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)