Ilustrasi. Foto: Freepik.
Ade Hapsari Lestarini • 27 February 2025 14:26
Jakarta: Perempuan di Indonesia telah mencapai kemajuan signifikan dalam hal keamanan finansial, namun masih menghadapi berbagai tantangan dalam mengelola kekayaan dan perencanaan keuangan mereka.
Menurut survei terbaru Sun Life Asia berjudul Women's Wealth in Focus: Building Confidence and Security, mayoritas perempuan Indonesia merasakan peningkatan dalam kesejahteraan finansial mereka dibandingkan generasi sebelumnya. Namun, tekanan finansial dari tanggung jawab keluarga dan kurangnya akses terhadap produk keuangan yang sesuai masih menjadi kendala utama.
Generasi sandwich menghadapi tekanan
Lebih dari tiga perempat (78 persen) perempuan di Indonesia merasa kondisi keuangan mereka lebih baik dibandingkan saat ibu mereka seusia mereka. Namun, beban finansial yang muncul dari tanggung jawab multi-generasi tetap menjadi tantangan utama.
Sementara sebanyak 32 persen ibu melaporkan stres akibat harus mengatur kebutuhan anak dan orang tua secara bersamaan, mencerminkan tanggung jawab finansial yang signifikan dalam keluarga.
Meskipun 65 persen perempuan telah menabung untuk perawatan lansia orang tua mereka, hanya 11 persen yang mengharapkan dukungan penuh dari anak-anak mereka di masa depan. Hal ini menunjukkan keinginan
perempuan untuk membangun ketahanan finansial secara mandiri tanpa harus bergantung pada generasi berikutnya.
Hambatan dalam mencapai aspirasi finansial
Masalah kesehatan menjadi faktor dominan yang memengaruhi keputusan finansial perempuan, dengan 59 persen menyebutnya sebagai pemicu utama dalam mengambil keputusan besar, diikuti oleh pembelian rumah (46 persen) dan perubahan signifikan dalam pendapatan (38 persen).
Kurangnya literasi keuangan menjadi hambatan besar bagi masa depan finansial yang lebih cerah bagi lebih dari setengah responden (56 persen). Hambatan lainnya termasuk pendapatan perempuan yang sering lebih rendah dibandingkan laki-laki dalam profesi yang sama (45 persen) serta tingginya biaya kesehatan (43 persen).
Bagi para ibu, aspirasi finansial utama mereka adalah memastikan keamanan jangka panjang. Tujuan yang paling umum meliputi menabung untuk pendidikan anak (69 persen), membangun dana darurat (53 persen), dan mengajarkan literasi keuangan serta konsep investasi kepada anak-anak mereka (50 persen).
Ketika ditanya arti dari keamanan finansial, sebagian besar perempuan menyebut memiliki tabungan yang cukup untuk pengeluaran tak terduga (74 persen), bebas dari utang (68 persen), dan memiliki pendapatan pasif yang stabil (48 persen).
Perempuan berjuang dengan stabilitas finansial
Perempuan di Indonesia terus berupaya menyeimbangkan kebutuhan finansial mereka dengan tanggung jawab terhadap keluarga. Sebanyak dua pertiga (66 persen) perempuan secara rutin mengutamakan kebutuhan finansial anggota keluarga, seperti kerabat lansia dan anak-anak, dibandingkan kebutuhan pribadi mereka sendiri.
Lebih dari tiga perempat (78 persen) perempuan mengorbankan perawatan medis pribadi, termasuk perawatan rutin seperti pemeriksaan gigi dan cek kesehatan tahunan, untuk membiayai pengobatan keluarga mereka.
Sementara hampir setengah (44 persen) perempuan menilai pengetahuan mereka tentang produk keuangan dan investasi sebagai tingkat dasar atau pemula. Meskipun mayoritas mampu menyebutkan saldo pensiun saat ini (75 persen), rata-rata hasil tahunan investasi mereka (65 persen), dan suku bunga terkini di Indonesia (59 persen), masih terdapat kesenjangan dalam pemahaman finansial mereka.
Sebanyak 64 persen perempuan dengan hipotek tidak dapat memperkirakan sisa saldo utang mereka, dan 35 persen tidak mampu menyebutkan hasil tahunan rata-rata dari investasi mereka. Lebih dari setengah (54 persen) perempuan menghadapi tantangan dalam menemukan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan unik mereka. Ketika mencari nasihat keuangan, hampir dua pertiga (63 persen) lebih memilih berkonsultasi dengan penasihat keuangan perempuan.
"Perempuan di Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks dalam mencapai stabilitas finansial. Survei kami menemukan lebih dari setengah (54 persen) perempuan mengalami kesulitan menemukan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan unik mereka," jelas President Commissioner Sun Life Indonesia, Elin Waty, dalam keterangan tertulis, Kamis, 27 Februari 2025.
Sun Life berkomitmen untuk memberikan edukasi dan akses terhadap produk yang tidak hanya inklusif, tetapi juga mampu mendukung perencanaan finansial jangka panjang, terutama bagi perempuan yang ingin menabung untuk pendidikan anak, membangun dana darurat, dan merencanakan masa depan yang lebih aman.
"Survei ini menggarisbawahi perempuan di Indonesia semakin percaya diri dalam mengelola keuangan mereka, namun masih menghadapi tantangan dalam menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka. Kami di Sun Life berkomitmen untuk menghadirkan produk dan layanan yang lebih personal serta mendukung perjalanan finansial perempuan dengan solusi yang fleksibel dan inovatif," tambah Chief Client Officer Sun Life Indonesia, Kah Jing Lee.
Sun Life berkomitmen untuk menyediakan produk asuransi dan investasi yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan perempuan di setiap tahap kehidupan mereka. Adapun temuan dalam survei ini didasarkan pada 3.023 wawancara online yang dilakukan pada Desember 2024 di Indonesia, Hong Kong SAR, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam. Sebagian besar responden berasal dari latar belakang pendapatan menengah hingga tinggi dengan usia minimum 30 tahun.