Direktur Tindak Pidana Perempuan dan Anak dan Pemberantasan Perdagangan Orang (PPA-PPO) Brigjen Nurul Azizah. Dok. Polri
Siti Yona Hukmana • 30 September 2025 09:28
Jakarta: Anak perempuan berinisial AMK, 9, yang menjadi korban penganiayaan dan penelantaran telah dikembalikan ke ayah kandungnya, SG. AMK sebelumnya dititip ke Dinas Sosial usai menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit RS Bhayangkara Polri Tingkat I Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Anak sudah diserahkan kepada ayah kandung dan sudah kembali ke Jatim dan tetap dalam pendampingan melalui Dinsos dan UPTDPPA wilayah Jawa Timur, dan kami dari pusat tetap mengoordinasikan," kata Direktur Tindak Pidana PPA-PPO Bareskrim Polri Brigjen Nurul Azizah saat dikonfirmasi, Selasa, 30 September 2025.
Nurul mengatakan Direktorat Tindak Pidana PPA-PPO Bareskrim Polri dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), tetap melakukan pendampingan kesehatan maupun trauma yang dialami korban hingga putusan pengadilan.
"Bahkan, sekolah juga sudah disiapkan di bawah koordinasi dengan KemenPPPA dan Kemensos. Artinya, kerja sama antar stakeholder tetap berjalan," ungkap jenderal polisi wanita (polwan) bintang satu itu.
Pertemuan Korban dan Sang Ayah
Dittipid PPA-PPO Bareskrim Polri, KemenPPPA, dan Dinas Sosial DKI Jakarta mempertemukan AMK dengan ayah kandungnya berinisial SG dan kembarannya berinisial ASK. Pertemuan penuh haru tersebut berlangsung di sebuah panti sosial Jumat pagi, 26 September 2025.
Direktur Tindak Pidana PPA-PPO Bareskrim Polri Brigjen Nurul Azizah mengatakan kasus ini bukan hanya perkara hukum, tapi juga soal kemanusiaan. Dia memastikan Polri berkomitmen memberikan keadilan dan memastikan korban kembali ke lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang.
Penyidikan kasus AMK diawali dari kondisi anak yang menjadi korban kekerasan berat oleh pelaku pasangan sejenis, yakni EF alias YA dan ibu kandung korban, SNK. Dari hasil penyelidikan, diketahui korban kerap disiksa, bahkan dibakar di area kebun tebu di Sidoarjo, Jawa Timur.
Nurul mengatakan penemuan identitas keluarga korban AMK bukan hal mudah. Berangkat hanya dari potongan ingatan sang anak tentang sekolah dan gurunya, penyidik melakukan penelusuran intensif lintas kota mulai dari Jakarta, Surabaya, hingga Sidoarjo.
Dari hasil penyelidikan mendalam, diketahui AMK adalah anak kandung dari SG, dan memiliki saudara kembar bernama ASK yang tinggal bersama keluarga besar. Kedua pelaku kekerasan, EF alias YA dan SNK, telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Bareskrim Polri.
“Kerja keras penyidik ini adalah bukti nyata hadirnya negara dalam melindungi anak. Tidak hanya penegakan hukum, tetapi juga memastikan anak kembali ke keluarga yang benar,” ujar Nurul Azizah, Jumat, 26 September 2025.
Selain proses hukum, AMK mendapat pendampingan psikologis, medis, dan sosial secara intensif. Pemerintah melalui KemenPPPA, Kemensos, dan Dinas Sosial menyiapkan berbagai bentuk dukungan seperti bantuan pendidikan, kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan), serta pendampingan psikososial jangka panjang.
Langkah ini menjadi bagian dari pemulihan menyeluruh, agar AMK dapat melanjutkan hidup dalam lingkungan yang sehat, aman, dan penuh kasih sayang. Melalui kasus ini, Polri mengingatkan masyarakat untuk tidak abai terhadap tanda-tanda kekerasan di sekitar. Keterlibatan aktif masyarakat sangat penting untuk mencegah kekerasan serupa.
“Satu laporan Anda bisa menyelamatkan nyawa seorang anak. Jangan pernah diam. Anak adalah amanah bangsa, berhak tumbuh dalam kasih sayang, bukan dalam kekerasan,” kata Nurul.
AMK ditemukan oleh seorang petugas keamanan di lantai kios Ramayana, Pasar Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan dalam kondisi mengenaskan sekitar pukul 07.20 WIB, pada Rabu, 11 Juni 2025. Saat ditemukan, korban mengalami luka serius di beberapa bagian tubuh, termasuk luka bakar di wajah dan tubuh, patah tulang pada lengan kanan, patah rahang, memar pada area mata, luka lebar di kaki, dan luka di bagian dagu.
AMK diberikan perlindungan dan perawatan medis secara intensif di RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur. Selama hampir dua bulan perawatan, korban telah menjalani tiga kali operasi hingga kondisi pulih sampai saat ini.