Pertahanan Udara Ukraina menembaki serangan Drone Rusia. (Presiden Volodymyr Zelensky/Telegram)
Riza Aslam Khaeron • 24 February 2025 12:34
Kyiv: Rusia melancarkan serangan drone terbesar ke Ukraina sejak awal invasi tiga tahun lalu, di malam tiga tahun dimulainya perang. Mengutip CBS News pada Minggu, 23 Februari 2025, serangan ini melibatkan 267 drone yang menghantam berbagai infrastruktur penting dan menewaskan setidaknya tiga orang.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dalam pernyataan resminya di media sosial, menyebut serangan ini sebagai "serangan terbesar sejak drone Iran mulai menghantam kota dan desa di Ukraina."
Lebih lanjut, Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa dari total 267 drone yang diluncurkan, sebanyak 138 berhasil ditembak jatuh di 13 wilayah Ukraina, sementara 119 sisanya mencapai target.
Selain serangan drone, Angkatan Udara Ukraina juga mengonfirmasi bahwa tiga rudal balistik telah ditembakkan. Salah satu serangan rudal tersebut menyebabkan satu korban jiwa di Kryvyi Rih, sebagaimana dikonfirmasi oleh kepala administrasi militer setempat.
CBS News juga melaporkan bahwa dalam seminggu terakhir, Rusia telah melancarkan hampir 1.150 drone, lebih dari 1.400 bom udara berpemandu, dan 35 rudal ke Ukraina. Zelenskyy di X menegaskan bahwa "setiap hari, rakyat kami menghadapi teror udara."
Pernyataan ini mencerminkan eskalasi serangan yang semakin intensif menjelang peringatan tiga tahun invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.
Serangan ini terjadi di tengah ketidakpastian geopolitik, terutama dengan perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. CBS News melaporkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, Trump telah mengubah pendekatan Amerika terhadap konflik ini, yang menimbulkan kekhawatiran di Kyiv dan Eropa.
Sejumlah pemimpin Ukraina dan Eropa khawatir Trump mungkin akan mendorong penyelesaian perang yang menguntungkan Moskow tanpa melibatkan Ukraina dan sekutunya.
Baca Juga: Zelensky: Mineral Ukraina Bukan Untuk Kompensasi yang Harus Dibayar ke AS |
Pada malam peringatan tiga tahun invasi, Kyiv dan kota-kota besar lainnya berada dalam kondisi siaga tinggi. Sirene serangan udara terdengar sepanjang malam di beberapa wilayah, sementara tim penyelamat bekerja keras menangani dampak serangan.
Gambar-gambar dari CBS News menunjukkan pemadam kebakaran berusaha memadamkan kebakaran di gedung-gedung yang terkena serangan di Kostiantynivka, sementara warga sipil mencari perlindungan di tempat-tempat yang lebih aman.
Di sisi lain, dalam pernyataan resmi pada Minggu, Presiden Rusia Vladimir Putin memuji para prajurit Rusia yang berjuang di Ukraina, menyebut mereka sebagai "pembela tanah air, kepentingan nasional, dan masa depan Rusia." Pernyataan ini bertepatan dengan Hari Pembela Tanah Air yang dirayakan setiap 23 Februari di Rusia, sehari sebelum peringatan tiga tahun invasi.
Putin juga menegaskan bahwa Rusia akan terus memperkuat angkatan bersenjatanya dan tidak akan mundur dari operasi militer yang sedang berlangsung.
"Hari ini, saat dunia berubah dengan cepat, arah strategis kami dalam memperkuat dan mengembangkan Angkatan Bersenjata tetap tidak berubah," ujar Putin, seperti dikutip oleh CBS News. Ia menambahkan bahwa Rusia akan terus mengembangkan kekuatan militernya "sebagai bagian penting dari keamanan nasional yang menjamin masa kini dan masa depan yang berdaulat."
Sementara itu, Zelenskyy menegaskan bahwa Ukraina membutuhkan "kesatuan semua mitra—kekuatan Eropa, kekuatan Amerika, dan kekuatan setiap orang yang menginginkan perdamaian abadi."