Duh! Rupiah Ambruk hingga Sentuh Level Rp16.700/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Duh! Rupiah Ambruk hingga Sentuh Level Rp16.700/USD

M Ilham Ramadhan Avisena • 2 April 2025 13:20

Jakarta: Hari libur yang terbilang panjang dan menjelang pengumuman kebijakan tarif dagang Amerika Serikat (AS) membuat nilai mata uang rupiah melemah. Merujuk data Bloomberg, nilai tukar rupiah tercatat Rp16.715 per USD.
 
Mata uang Negeri Paman Sam itu tercatat menguat 0,10 persen terhadap rupiah. Pelemahan rupiah diprediksi berlangsung hingga akhir pekan ini dan berpotensi menembus Rp16.900 per USD.
 
"Karena libur semua kan. Ini yang saya khawatirkan, karena kejadian 2024 itu sampai Rp16.000 karena libur. Ini pun juga bersamaan, libur terlalu lama. Kalau Bank Indonesia intervensi di pasar mungkin lain ceritanya, kalau tidak, karena tidak ada kekuatan di internal, akhirnya membuat rupiah terus melemah," kata pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi saat dihubungi, Rabu, 2 April 2025.
 
Dia menambahkan, pengumuman kebijakan tarif dagang AS menjadi yang dominan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Keputusan yang bakal diumumkan nanti malam waktu Indonesia itu menjadi penentu lantaran Indonesia juga berpotensi menjadi sasaran tarif dagang tinggi dari AS.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)

Sebab sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengatakan bakal memberlakukan tarif tinggi kepada negara-negara yang selama ini memiliki surplus dagang dengan AS. Indonesia, meski tak pernah disebut, merupakan salah satu negara yang selalu mencatatkan surplus dagang dengan Negeri Paman Sam.
 
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia membukukan surplus perdagangan barang sebesar USD16,842 miliar dengan AS di 2024. Surplus itu banyak ditopang oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya HS 85; pakaian dan aksesorinya (rajutan) HS 61; dan alas kaki HS 64.
 
"Ada ketakutan Amerika menyasar ke Asia Tenggara, salah satunya adalah Indonesia. Ini yang kita harus hati-hati juga, apakah BI intervensi di pasar atau tidak, ini yang harus diperhatikan oleh pasar," kata Ibrahim.
 

Baca juga: Rupiah Terus Melemah, Kondisi Ekonomi Dinilai Lebih Parah dari 1998
 

Pelemahan rupiah diyakini tak memicu krisis

 
Kendati diperkirakan akan melemah hingga akhir pekan ini, dia menyatakan hal itu tak akan memicu krisis ekonomi. Sebab saat BI kembali beroperasi pada Senin (7/4), intervensi bakal dilakukan oleh otoritas moneter dan akan menahan pelemahan nilai tukar yang terjadi.
 
Selain itu, Ibrahim menilai, dana asing di pasar Indonesia saat ini hanya berkisar 30 persen dan tidak mendominasi. Karenanya, pelemahan nilai tukar dapat ditahan melalui intervensi dari dalam secara signifikan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)