Ilustrasi. Foto: Dok BRI
Wandi Yusuf • 22 July 2025 19:15
Jakarta: Mangrove krusial bagi keberlangsungan lingkungan hidup di Indonesia. Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Prof Denny Nugroho Sugianto, mengatakan mangrove krusial dalam memitigasi perubahan iklim global.
"Indonesia sebagai pemilik hutan mangrove terluas di dunia kini memiliki landasan hukum yang kuat untuk mengoptimalkan potensi 'karbon biru' dari ekosistem vital ini," kata Denny melalui keterangan tertulis, Selasa, 22 Juli 2025.
Pernyataan Denny menyikapi terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2025 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove (PPEM). Aturan PPEM terbit pada awal Juni 2025.
Denny menjelaskan mangrove adalah penyerap dan penyimpan karbon yang sangat efisien. "Karbon biru adalah karbon yang tersimpan di ekosistem pesisir dan laut, termasuk mangrove. Mangrove mampu menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah besar pada komponen tumbuhan dan sedimen di bawahnya," kata dia.
Hutan mangrove di Indonesia rata-rata mampu menyerap 52,85 ton CO2 per hektare per tahun. Angka ini, kata Denny, dua kali lebih tinggi dibandingkan estimasi global (26,42 ton CO2/hektare/tahun).
Luas hutan mangrove Indonesia sekitar 3,3 juta hektare. Luasan itu berpotensi menyerap karbon hingga 170,18 Mt CO2/tahun. Ini menjadikan mangrove sebagai aset strategis dalam upaya Indonesia mencapai target Nationally Determined Contributions (NDC) dalam Persetujuan Paris.
"Setiap 1 hektare mangrove dapat menyerap sekitar 39,75 ton CO2/hektare/tahun. Setara dengan emisi 59 motor per tahun atau pembakaran 1,6 juta batang rokok per hari. Ini menunjukkan betapa besar kontribusi mangrove dalam mengurangi emisi karbon di atmosfer," kata Denny.
Namun, Denny juga mengingatkan bahwa mangrove bisa menjadi sink atau penyerap/penyimpan sekaligus source atau sumber karbon. "Ketika mangrove rusak atau ditebang sembarangan, karbon yang tersimpan di dalamnya akan teremisikan kembali ke atmosfer, memperparah dampak perubahan iklim," kata dia.
Baca:
Indonesia Bangun Masa Depan Akuakultur Berkelanjutan Lewat Petambak |