Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 12 February 2025 16:03
Washington: Pemerintah Rusia telah membebaskan seorang guru asal Amerika Serikat (AS), Marc Fogel, pada Selasa kemarin, setelah kunjungan mendadak utusan khusus AS, Steve Witkoff, ke Moskow. Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan bahwa Fogel sedang dalam perjalanan kembali ke negaranya dan akan disambut di Gedung Putih.
Melansir dari Asia One, Rabu, 12 Februari 2025, Fogel, yang berusia 63 tahun, ditahan di Rusia sejak Agustus 2021 dan menjalani hukuman 14 tahun penjara atas tuduhan penyelundupan narkoba. Pembebasannya terjadi di tengah upaya Trump memperbaiki hubungan dengan Moskow, sejalan dengan langkah diplomasi guna mengakhiri perang di Ukraina.
Saat berbicara kepada awak media, Trump menyampaikan bahwa Fogel dijadwalkan tiba di Gedung Putih pada Selasa malam waktu setempat. Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, menambahkan bahwa Fogel juga akan bertemu kembali dengan keluarganya, yang menyambut kabar ini dengan penuh kebahagiaan.
Dalam sebuah foto yang diunggah di media sosial oleh utusan khusus Trump untuk urusan sandera, Adam Boehler, Fogel tampak berada di dalam pesawat dengan segelas minuman, sepiring keju, serta paspor AS di tangannya.
Ketika ditanya mengenai apa yang diberikan AS sebagai imbalan atas pembebasan Fogel, Trump menegaskan, "Tidak banyak," serta menyebut langkah tersebut sebagai bentuk itikad baik dari Rusia.
"Kami diperlakukan dengan sangat baik oleh Rusia. Saya berharap ini menjadi awal dari hubungan yang memungkinkan kita mengakhiri perang (di Ukraina), sehingga jutaan orang bisa berhenti terbunuh," ujar Trump.
Fogel ditangkap di Bandara Sheremetyevo, Moskow, pada Agustus 2021 setelah ditemukan membawa 17 gram ganja dalam bagasinya. Ia mengklaim bahwa barang tersebut digunakan untuk keperluan medis, tetapi tetap divonis bersalah dan dijatuhi hukuman 14 tahun penjara atas tuduhan penyelundupan narkoba.
Dalam sebuah pernyataan, keluarga Fogel mengungkapkan rasa syukur dan kelegaan mereka atas kepulangannya.
"Kami sangat berterima kasih, lega, dan merasa terharu karena setelah lebih dari tiga tahun ditahan, ayah, suami, dan anak kami, Marc Fogel, akhirnya bisa pulang," kata pihak keluarga.
"Ini adalah masa-masa tergelap dan paling menyakitkan dalam hidup kami, tetapi hari ini, kami bisa mulai menyembuhkan luka."