AS desak Israel tak serang Pasukan UNIFIL di Lebanon. (EPA)
Marcheilla Ariesta • 16 October 2024 16:30
Washington: Amerika Serikat (AS) mendesak Israel untuk menghormati peran pasukan perdamaian PBB yang beroperasi di Lebanon( UNIFIL). Desakan ini disampaikan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memaksa agar pasukan tersebut segera ditarik.
"UNIFIL memainkan peran penting, peran perdamaian, di Lebanon, dan kami menghormati peran tersebut. Kami ingin semua pihak menghormati peran itu, termasuk Israel," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, kepada wartawan, dilansir dari Anadolu, Rabu, 16 Oktober 2024.
Seruan ini muncul setelah Netanyahu menyampaikan pesan video kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Minggu kemarin. Dalam pesannya, Netanyahu meminta secara langsung agar PBB menarik UNIFIL dari ‘kawasan benteng Hizbullah dan daerah konflik’ saat Israel melanjutkan invasi darat ke Lebanon.
"Sekretaris Jenderal, tarik pasukan UNIFIL dari wilayah bahaya. Hal ini harus dilakukan segera, sekarang juga," kata Netanyahu.
Situasi semakin memanas ini muncul setelah serangkaian serangan terhadap pasukan perdamaian UNIFIL. Disebutkan bahwa Israel menggunakan tank dan menyerang langsung ke markas.
Beberapa anggota pasukan perdamaian terluka setelah Israel melakukan invasi darat ke wilayah Lebanon selatan, termasuk dari Indonesia.
Kirby mengatakan, Gedung Putih telah "menyampaikan langsung kepada Israel bahwa kami menentang serangan hampir setiap hari yang mereka lakukan di sini (Lebanon), di daerah padat penduduk di Beirut."
"Kami memahami bahwa mereka sedang melakukan operasi terarah yang bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah, dan kami mengakui bahwa mereka memiliki hak untuk melakukan itu," ujarnya.
"Tetapi mereka juga memiliki tanggung jawab yang setara untuk melakukannya dengan cara yang tidak mengancam nyawa warga sipil, pasukan perdamaian PBB, atau bahkan anggota angkatan bersenjata Lebanon yang juga mengalami korban jiwa," tambah Kirby.
UNIFIL didirikan pada Maret 1978 untuk memastikan penarikan pasukan Israel dari Lebanon. Misi mereka membantu pemerintah Lebanon dalam memulihkan otoritas di wilayah tersebut.
Mandat UNIFIL telah diperluas selama bertahun-tahun, terutama setelah perang Israel-Hizbullah pada 2006, untuk memantau gencatan senjata dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan.
Mandat tersebut terakhir kali diperbarui secara bulat oleh Dewan Keamanan PBB pada Agustus lalu.
Israel secara dramatis meningkatkan kampanye pemboman besar-besaran di seluruh Lebanon dengan klaim menargetkan Hizbullah sejak 23 September 2024, menewaskan setidaknya 1.437 orang, melukai lebih dari 4.123 lainnya, dan menyebabkan lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Kampanye udara ini merupakan eskalasi dari perang lintas perbatasan selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza.
Sementara itu, tercatat lebih dari 42.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas sejak perang dimulai setelah serangan lintas batas Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan tersebut, dan sekitar 250 lainnya dibawa ke Gaza sebagai sandera. Kurang dari setengahnya masih berada dalam tahanan di wilayah pantai yang sebagian besar hancur tersebut.
Israel sendiri memulai invasi darat ke Lebanon pada 1 Oktober tahun ini.
Baca juga: Dewan Keamanan PBB: Pasukan UNIFIL Harus Dilindungi dari Serangan