Pemenang Pilkada Jakarta Harus Selesaikan Macet

Peneliti Charta Politika Nachrudin. Foto: Tangkapan layar Youtube Medcom.id.

Pemenang Pilkada Jakarta Harus Selesaikan Macet

Siti Yona Hukmana • 1 December 2024 13:38

Jakarta: Ada berbagai isu krusial yang harus ditangani Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta ke depan, salah satunya kemacetan. Maka itu, siapa pun pemenang Pilkada Jakarta diminta untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Yang kira-kira harus diselesaikan, yang paling dirasakan ya macet lah ya. Itu kompleks banget," kata Peneliti Charta Politika, Nachrudin, dalam program Crosscheck Medcom.id, Minggu, 1 Desember 2024.

Nachrudin mengatakan permasalahan kemacetan sebetulnya bisa diatasi secara cepat. Salah satu caranya dengan mengurangi penggunaan mobil pribadi dan menambah transportasi umum.

"Itu kan sangat lebih mungkin dibanding kita harus menangani banjir yang harus mengubah tata ruang kota dan lain sebagainya. Macet itu nomor satu (harus diselesaikan)," ujar Nachrudin.
 

Baca juga: 

Kemacetan Disebut Problem yang Kompleks dan Multidimensional


Nachrudin mengatakan mengatasi kemacetan itu sekaligus bisa mengurangi polusi udara. Sebab, salah satu faktor munculnya polusi udara adalah kemacetan dengan penggunaan mobil pribadi yang cukup tinggi.

"Nah, kayaknya itu (masalah macet) yang paling sebetulnya paling bisa direalisasikan. Lalu mengubah habbit masyarakat dari yang biasa pakai transportasi pribadi lalu kita pindahkan ke transportasi publik. Kayaknya yang paling masuk akal dan harus segera diselesaikan. Kalau itu berhasil, saya rasa sih bagus lah ya," ungkap dia.

Kemacetan di Jakarta disebut juga akan mengurangi tingkat stres warga. Sebab, Jakarta adalah sentral dari seluruh masyarakat yang tinggal di daerah penyangga, yaitu Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi.

Founder Komisidotco Gianluigi Christoicov setuju masalah macet harus segera diatasi. Dia yang mengaku warga Bekasi paling malas dengan macet.

Dia bersyukur ada Tol Becakayu yang dapat memangkas jarak untuk sampai di kantor wilayah Kuningan, Jakarta Selatan. Gian masih enggan menggunakan Transjakarta karena masih terjebak macet.

"Kita lihat ya, Transjakarta umpel-umpelan-nya kayak gimana. Terus mungkin dibilang dulu seingat kita Transjakarta tuh kayak punya jalur sendiri, akan bebas dari kemacetan. Eh ternyata enggak sesempurna itu juga," katanya.

Dia mencontohkan beberapa titik tersendatnya arus Transjakarta. Seperti di Jalan Gatot Subroto, busway bisa melintas dari kanan ke kiri untuk belok ke daerah Senayan. Akibatnya, menimbulkan kemacetan. 

Apalagi, di depan Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan hendak ke Senayan. Kondisi jalan yang sempit berpotensi terjadi kemacetan karena armada bus Transjakarta yang cukup besar.

"Terus belum lagi yang dari bawah jembatan motor, itu kan numpuk di sana. Nah menurut gue itu harus diurai. Nah siapa pun yang bisa mengurai kemacetan itu akan diingat seumur hidup di Jakarta," terangnya.

Dia berharap Jakarta yang sentral ini bisa memiliki transportasi yang memadai dan tepat waktu. Terpenting, jalurnya tidak digunakan oleh sepeda motor dan mobil.


"Karena dengan alasan jalur utamanya macet. Sebenarnya kan enggak boleh ya, karena kan harusnya Transjakarta bebas hambatan gitu ya," pungkas Gian.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)