Kehilangan Momentum, Wall Street DItutup Bervariasi

Ilustrasi Wall Street. Foto: Freepik

Kehilangan Momentum, Wall Street DItutup Bervariasi

Annisa Ayu Artanti • 1 September 2023 09:17

New York: Wall Street kehilangan momentum sebelumnya pada hari perdagangan terakhir Agustus, karena data inflasi yang diawasi ketat memberikan sedikit kejutan dan investor mengalihkan fokus mereka ke laporan ketenagakerjaan penting pada Jumat.

Nasdaq yang sarat teknologi ditutup sedikit lebih tinggi, sementara S&P 500 bergabung dengan Dow di wilayah negatif.

Melansir Channel News Asia, Jumat, 1 September 2023, Dow Jones Industrial Average turun 168,33 poin, atau 0,48 persen menjadi 34.721,91, S&P 500 kehilangan 7,21 poin atau 0,16 persen menjadi 4.507,66, dan Nasdaq Composite bertambah 15,66 poin atau 0,11 persen menjadi 14.034,97.

Ketiga indeks tersebut membukukan kerugian Agustus 2023, dengan S&P 500 mengalami persentase penurunan terbesar sejak Februari dan Nasdaq yang sarat teknologi mencatat penurunan terbesarnya pada tahun ini.

Baca juga: Wall Street Perkasa, Dow Jones Ditutup Naik 37 Poin
 
"Pada Agustus, sedikit antusiasme seputar AI dan nama-nama teknologi besar telah tercerna. Investor mencari tema yang memperluas dukungan di luar tujuh saham besar yang berkontribusi paling besar terhadap imbal hasil sepanjang tahun ini," ucap Kepala Investasi NovaPoint Atlanta, Joseph Sroka. 

Tolak ukur inflasi yang disukai The Fed

Di antara segelintir laporan ekonomi AS, indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang diawasi ketat oleh Departemen Perdagangan dan merupakan tolok ukur inflasi yang disukai The Fed berhasil mencapai konsensus. Hal itu meredakan ketakutan akan kejutan kenaikan, yang bisa membantu memicu kenaikan suku bunga lagi pada September.

“Data PCE sesuai dengan ekspektasi sebagian besar, dan sekarang kita memiliki laporan ketenagakerjaan besok dan kemudian CPI dan PPI menjelang pertemuan Fed berikutnya,” jelas Sroka.
 
"Ketenagakerjaan benar-benar menjadi bagian yang hilang bagi The Fed. The Fed mengatakan angka pengangguran perlu meningkat dan perlu ada lebih banyak kelonggaran di pasar tenaga kerja untuk mengurangi tekanan upah. Dan kita belum melihatnya," tutur dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)