Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova. (EPA-EFE/MAXIM SHIPENKOV)
Willy Haryono • 24 July 2023 07:41
Moskow: Rusia mengatakan bahwa Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) telah mengambil "pendekatan bias" sehubungan dengan isu Ukraina.
"Perwakilan birokrasi organisasi ini menolak memperhatikan pelanggaran hukum yang telah terjadi di Ukraina selama bertahun-tahun," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan di Telegram, Minggu, 23 Juli 2023.
Zakharova mengatakan UNESCO cenderung "diam" pada Desember lalu ketika Ukraina menurunkan monumen Catherine the Great di Odesa, yang diyakini sebagai pendiri kota di Ukraina selatan tersebut.
Ia menambahkan bahwa pusat sejarah kota, yang diputuskan UNESCO untuk segera mulai "dilindungi secara budaya," tidak dapat disebut "bersejarah" lagi.
Dikutip dari laman Anadolu Agency, Zakharova juga mengomentari pernyataan yang diunggah satu hari sebelumnya di Twitter oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.
Kala itu, Kuleba mengatakan bahwa Kyiv "tidak memiliki hak untuk mengajukan banding atas legalitas" setelah apa yang telah dilakukan dengan puluhan gereja Ortodoks, khususnya Lavra Kyiv-Pechersk.
"Kerusakan pada gereja Katedral Transfigurasi juga merupakan tanggung jawab rezim Kyiv dan operator sistem pertahanan udara yang tidak kompeten, yang sengaja dikerahkan tentara Ukraina di permukiman warga, dan Kementerian Pertahanan telah mengonfirmasi hal ini," tambah Zakharova.
Sebelumnya pada hari Minggu, serangan rudal Rusia di Odesa telah merusak infrastruktur sipil dan bangunan tempat tinggal, termasuk Katedral Transfigurasi yang bersejarah, bangunan gereja Ortodoks terbesar di kota itu.
Setelah serangan, Kuleba menulis di Twitter bahwa 'rentetan rudal Rusia telah membunuh orang dan merusak situs ikonik di Odesa yang dilindungi UNESCO."
"Rusia secara sistematis menghancurkan Gereja Ortodoks di Ukraina dan bangunannya. Yang terbaru adalah serangan terhadap Katedral Transfigurasi Odesa. Kami akan mengangkat ini pada pertemuan Dewan Keamanan PBB berikutnya di Ukraina untuk memperjelas, bahwa Rusia adalah satu-satunya ancaman bagi Ortodoksi Ukraina," sebut Kuleba di Twitter.
Baca juga: Gereja Terbesar di Odesa Rusak akibat Serangan Rusia, 1 Orang Tewas