Ini 2 Faktor yang Bikin Emas Masih dalam Tren Bullish

Ilustrasi. Foto: Dok istimewa

Ini 2 Faktor yang Bikin Emas Masih dalam Tren Bullish

Eko Nordiansyah • 18 December 2025 11:11

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) kembali menguat pada perdagangan Rabu kemarin, mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset lindung nilai di tengah kombinasi faktor fundamental dan geopolitik. Emas tercatat naik tipis 0,87 persen, diperdagangkan di kisaran USD4.338, setelah sempat menyentuh level tertinggi harian di USD4.349.

Penguatan ini terjadi menyusul rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang beragam, meningkatnya ketegangan konflik antara AS dan Venezuela, serta komentar dari Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller, yang dinilai pasar relatif seimbang.

Berdasarkan analisis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha menilai pergerakan emas hari ini masih berada dalam trend bullish yang menguat. Kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan struktur kenaikan yang tetap solid, meskipun terjadi fluktuasi jangka pendek.

"Penguatan emas saat ini mencerminkan keseimbangan baru pasar antara ekspektasi kebijakan moneter dan meningkatnya risiko global," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 18 Desember 2025.

Dari sisi teknikal, Andy memproyeksikan dua skenario utama untuk pergerakan emas hari ini. Jika tekanan bullish berlanjut, Emas berpotensi melanjutkan kenaikan menuju level USD4.378 sebagai target terdekat. Level ini menjadi area penting yang dapat diuji apabila sentimen safe haven tetap dominan dan dolar AS tidak menunjukkan penguatan signifikan.

"Namun, apabila harga gagal mempertahankan momentum naik dan mengalami koreksi, maka area USD4.294 dipandang sebagai support terdekat yang berpotensi menahan tekanan jual awal," ujar dia.
 



(Ilustrasi emas. Foto: Unplash)

Sentimen risiko dan kebijakan The Fed

Secara fundamental, data Nonfarm Payrolls (NFP) terbaru memberikan sinyal yang campuran. Data Oktober menunjukkan pengurangan 105 ribu orang dari angkatan kerja, sementara November mencatat penciptaan 64 ribu lapangan kerja. Kondisi ini mendorong tingkat pengangguran naik dari 4,4 persen menjadi 4,6 persen, melampaui proyeksi pejabat bank sentral sebesar 4,5 persen untuk akhir tahun.

"Meski demikian, ekspektasi penurunan suku bunga pada Januari masih relatif rendah, sekitar 24 persen, menandakan pasar belum sepenuhnya yakin terhadap pelonggaran kebijakan dalam waktu dekat," jelas Andy.

Komentar dari Gubernur The Fed, Christopher Waller, turut memengaruhi persepsi pasar. Waller menyatakan bahwa penurunan suku bunga sebelumnya telah berdampak positif pada sektor ketenagakerjaan, namun menegaskan tidak ada urgensi untuk terus memangkas suku bunga. Ia juga menyebutkan bahwa inflasi “tidak mungkin meningkat lagi,” pernyataan yang dinilai cukup menenangkan bagi pasar emas.

Dari sisi geopolitik, ketegangan meningkat setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan blokade terhadap kapal tanker minyak yang dikenai sanksi terkait Venezuela dan menetapkan rezim negara tersebut sebagai organisasi teroris asing. Langkah ini mendorong kenaikan harga minyak mentah sekaligus memperkuat daya tarik emas sebagai aset aman di tengah meningkatnya risiko global.

Secara keseluruhan, Andy  menilai bahwa prospek harga emas hari ini masih cenderung positif. Selama ketidakpastian geopolitik berlanjut dan data ekonomi AS belum memberikan arah yang tegas bagi kebijakan moneter, emas diperkirakan tetap mendapatkan dukungan.

"Investor dan trader disarankan tetap mencermati perkembangan data inflasi dan klaim pengangguran AS ke depan yang berpotensi menjadi katalis penentu arah pergerakan emas selanjutnya," ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Eko Nordiansyah)