Harga Minyak Dunia Turun di Tengah Kekhawatiran Permintaan

Ilustrasi harga minyak. Foto: Unsplash.

Harga Minyak Dunia Turun di Tengah Kekhawatiran Permintaan

Husen Miftahudin • 21 February 2024 10:02

Houston: Harga minyak dunia ditutup lebih rendah pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), karena kekhawatiran terhadap permintaan global mengimbangi dukungan harga dari konflik Israel-Hamas.
 
Dikutip dari Dailyfx.com, Rabu, 21 Februari 2024, Brent berjangka turun USD1,22 atau 1,5 persen menjadi USD82,34 per barel. Spread enam bulan untuk Brent pada Selasa berada pada level tertinggi sejak Oktober, sebuah tanda pasar yang lebih ketat.
 
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret 2024, yang habis masa berlakunya pada Selasa, turun USD1,01 atau 1,3 persen menjadi USD78,18 per barel.
 
Kontrak WTI April 2024 yang lebih aktif diperdagangkan turun USD1,30 atau 1,4 persen menjadi USD77,04 per barel. Tidak ada penyelesaian untuk WTI pada hari Senin karena hari libur AS.
 
Premi untuk minyak mentah berjangka AS untuk kontrak bulan kedua meningkat lebih dari dua kali lipat, mencapai level tertinggi USD1,71 per barel, yang merupakan level terlebar dalam empat bulan terakhir.
 
Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan energi untuk menjualnya sekarang daripada membayar untuk menyimpan produknya untuk beberapa bulan mendatang.
 
Pasar minyak mentah sedikit lebih rendah dalam perdagangan yang tenang selama libur Hari Presiden di AS ditambah karena kekhawatiran permintaan mengimbangi ketegangan geopolitik Timur Tengah yang sedang berlangsung.

Baca juga: Dolar AS Turun Tipis
 

AS veto PBB soal perang Israel-Hamas

 
Amerika Serikat (AS) kembali memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai perang Israel-Hamas. Hal ini menghalangi tuntutan gencatan senjata kemanusiaan segera dan malah mendorong badan beranggotakan 15 negara tersebut untuk menyerukan gencatan senjata sementara terkait dengan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas. PBB telah memperingatkan serangan tersebut dapat menyebabkan pembantaian.
 
Pelayaran menderita karena kelompok Houthi yang mendukung Palestina, meningkatkan serangan terhadap jalur pelayaran di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab. Serangan drone dan rudal telah menghantam setidaknya empat kapal sejak Jumat.
 
Meskipun terjadi konflik di Timur Tengah, salah satu kawasan penghasil minyak terbesar di dunia, investor tampaknya lebih khawatir terhadap lesunya permintaan global.
 
Di sisi lain, Tiongkok mengumumkan penurunan suku bunga acuan hipotek terbesar yang pernah ada, terbesar sejak suku bunga referensi diperkenalkan pada 2019 dan jauh lebih besar dari perkiraan para analis.
 
Sementara, laporan Badan Energi Internasional (IEA) pekan lalu merevisi turun perkiraan pertumbuhan permintaan minyak di 2024, menjadi hampir satu juta barel per hari atau lebih rendah dari perkiraan kelompok produsen OPEC.
 
IEA memperkirakan permintaan minyak global akan tumbuh sebesar 1,22 juta barel per hari (bph) pada tahun ini. Perkiraan pertumbuhan OPEC adalah 2,25 juta barel per hari. Keduanya tidak sepakat mengenai peralihan ke energi terbarukan dan lebih ramah lingkungan.
 
IEA, yang mewakili negara-negara industri, memperkirakan permintaan minyak akan mencapai puncaknya pada 2030 mendatang. Sementara OPEC memperkirakan penggunaan minyak akan terus meningkat selama dua dekade mendatang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)