Ilustrasi. Foto: MI
Annisa ayu artanti • 10 November 2024 11:27
Jakarta: Realisasi kinerja pendapatan negara 2024 masih terkendali. Hingga 31 Oktober, pendapatan negara tercatat Rp2.247,5 triliun atau 80,2 persen dari target
APBN, tumbuh 0,3 persen (yoy).
"Pendapatan negara mencapai Rp2.247,5 triliun. Ini artinya 80,2 persen dari target APBN 2024 sudah kita kumpulkan dan ada kenaikan 0,3 persen dibandingkan periode Oktober 2023," ungkap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada Konferensi Pers APBN Kita di Jakarta, seperti dikutip dari laman Kemenkeu, Minggu, 10 November 2024.
Penerimaan pajak sampai dengan 31 Oktober 2024 sebesar Rp1.517,53 triliun atau 76,3 persen dari target. Penerimaan pajak ini terus mengalami perbaikan dalam empat bulan terakhir.
PPh nonmigas membaik karena peningkatan penerimaan bruto dari sektor pertambangan dan menurunnya restitusi. PBB dan pajak lainnya membaik dipengaruhi peningkatan pembayaran PBB migas.
Pertumbuhan PPN dan PpnBM baik sejalan dengan terjaganya konsumsi dalam negeri baik dari domestik maupun impor. Sementara PPh migas masih mengalami kontraksi akibat penurunan lifting minyak bumi.
Kemudian, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga 31 Oktober 2024 tercatat sebesar Rp231,7 triliun atau 72,2 persen dari target. Tumbuhnya penerimaan ini didorong oleh pertumbuhan seluruh jenis penerimaan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: MI/M Irfan
Penerimaan bea masuk
Penerimaan bea masuk sebesar Rp43,2 triliun dipengaruhi oleh kenaikan nilai impor dan penguatan nilai tukar USD terhadap rupiah. Penerimaan bea keluar sebesar Rp14,2 triliun dipengaruhi oleh pertumbuhan bea keluar tembaga dan produk turunan sawit.
Sementara penerimaan cukai sebesar Rp174,4 triliun dipengaruhi pertumbuhan cukai hasil tembakai, cukai MMEA, dan cukai EA.
Selanjutnya, kinerja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga terjaga baik mencapai Rp477,5 triliun atau 97,1 persen dari target APBN, utamanya disumbangkan oleh pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) dan pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) yang mengalami peningkatan.
Realisasi PNBP KND tumbuh 7,5 persen yoy berasal dari setoran dividen BUMN perbankan atas peningkatan kinerja keuangan. Realisasi PNBP BLU tumbuh 13,2 persen yoy terutama berasal dari pendapatan jasa penyediaan barang dan jasa lainnya, pelayanan rumah sakit, layanan pendidikan, dan pendapatan pengelolaan dana BLU.